Berniat Bikin Kejutan, Kabag Kesra Desa Gari Justru Dituntut Mundur

oleh -2162 Dilihat
oleh
Demo Tuntut Kabag Kesra Desa Gari. Foto: Juju
Demo Tuntut Kabag Kesra Desa Gari. Foto: Juju
Demo Tuntut Kabag Kesra Desa Gari. Foto: Juju

WONOSARI, (KH)— Puluhan anggota masyarakat Dusun Tegal Rejo Desa Gari Kecamatan Wonosari melakukan demontrasi menuntut Kepala Bagian Kesejahteraan masyarakat desa setempat mundur. Aksi ini dilakukan dengan melakukan orasi di depan balai desa.

Kepala Dusun Tegal Rejo Desa Gari, Rian Eko Wibowo mengatakan, kekesalan warga ini muncul akibat Kabag Kesra Desa Gari Budi Antoro menguruskan administrasi nikah salah satu warganya. Tetapi pengurusan administasi yang dilakukan ternyata sepihak tanpa melibatkan perangkat desa dan pengurus lingkungan yang ada di tingkat padukuhan.

Warga menuding, apa yang dilakukan Budi, tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Menurut peraturan yang berlaku, pengurusan administrasi nikah harus diketahui oleh RT, RW, dan Dukuh atau Kepala Dusun.

“Kita tidak dilibatkan sama sekali, tahu-tahu ada warga yang menggelar pernikahan. Kan kita kaget, kita coba melakukan komunikasi dengan warga yang bersangkutan, ternyata memang sudah resmi. Kita tanya, ternyata yang ngurus Pak Kabag Kesra,” ujar Eko, saat ditemui di Balai Desa Gari, Senin (1/12/2014).

Eko menegaskan, pejabat desa seharusnya dapat bersikap bijak dalam mengambil keputusan. Sebab, jika pengurusan pernikahan tidak dilakukan secara terbuka dapat menimbulkan kecurigaan sesama warga, dan hasilnya dapat menjadikan masalah baru dilingkungan masyarakat.

“Saya sebagai kepala dusun tidak mendapat konfirmasi apa-apa, sedangkan dimasyarakat sudah beredar kabar ada salah satu warga yang telah membawa teman wanitanya menginap. Kan ini bisa jadi masalah jika warga tersulut emosi,” tambah Eko.

Sementara Budi Antoro, Kabag Kesra saat dimintai keterangan, terpaksa melakukan pengurusan administrasi secara sepihak untuk membuat kejutan di masyarakat. Budi diminta oleh calon pengantin laki-laki menguruskan administrasi pernikahan agar warga lain tidak mengetahui bahwa ia sudah menikah.

“Katanya untuk membuat kejutan, ya saya laksanakan, saya juga tidak dikasih apa-apa, hanya biaya administrasi sebesar Rp. 60 ribu,” terang Budi, disambut teriakan tidak terima warga yang hadir.

Terpisah Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Ngari Lasgito mengaku, ia telah mengumpulkan apa yang menjadi tuntutan warga. Pihaknya dalam waktu dekat akan segera merumuskan masalah ini dengan BPD. Lasgito juga meminta masyarakat tenang dan tidak tersulut emosi.

“Apa yang menjadi masukan seluruh warga akan kita terima. Saya berharap masyarakat tenang dan masalah ini akan kita rapatkan dengan BPD,” ucapnya.

Tidak hanya menuntut keterbukaan informasi, warga juga menuntut dugaan pemotongan bantuan yang dilakukan oleh oknum perangkat desa lainya dapat diungkap. Aksi yang dilakukan oleh puluhan orang ini mendapat mengawalan ketat dari aparat kepolisian. (Juju/Bara).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar