Bambu Wuluh Sumber Mata Pencarian Kaliman

oleh -18095 Dilihat
oleh
Asih istri Kaliman ikut membuat kerajinan bambu. Foto : Hari
Asih istri Kaliman ikut membuat kerajinan bambu. Foto : Hari
Asih istri Kaliman ikut membuat kerajinan bambu. Foto : Hari

SEMIN, (KH) –– Bambu wuluh, di saat orang lain tidak membutuhkannya, bambu ini bisa menjadi barang olahan yang bernilai dan bisa tembus pasar luar negri di tangan kreatif Kaliman, warga Mandesan, Semin, Gunungkidul.

Dengan bermodal alat alat sederhana, Kaliman bersama istri dan anaknya menyulap bambu wuluh menjadi berbagai macam kerajinan, seperti nawolo sejenis pembungkus kertas undangan, seruling bambu, gangsingan, klunthung, undangan kipas, peluit dan masih banyak kerajinan lain yang bisa dibuat tergantung pesanan.

Kini Kaliman tidak berani menyetok barang kerajinannya terlalu lama. Hanya melayani pesanan saja, karena cuaca yang tidak menentu. Sampai sekarang Kaliman belum menemukan alat pengering bambu yang mampu membantu produksinya di saat musim hujan.

“Kalau punya mesin pengering bambu, mungkin bisa semakin cepat produksinya. Pengeringan sangat membutuhkan panasnya matahari yang terganggu pada musim hujan seperti saat ini,” ungkap Kaliman. Senin (16/3/15)

Kaliman menuturkan, pernah mendapat suntikan modal dari orang Jepang untuk mengembangkan usahanya tersebut. Pada awal usahanya Kaliman berkeliling menjajakan kerajinannya mulai dari Jakarta, Mojokerto, Solo, Surabaya. Sedangkan istrinya, Asih berkeliling di Jogja. Buah dari perjuangan Kaliman dan istrinya ketika Asih bisa menembus Mirota Batik setelah beberapa kali ditolak.

Tidak adanya karyawan, hanya dibantu anak dan istrinya, Kaliman kewalahan melayani pesanan yang tidak sedikit. Ketika merasa kewalahan, Kaliman memperkerjakan para tetangga dan beberapa saudara untuk membantu produksi supaya lebih cepat. Seperti saat ini, Kaliman sedang mengejar pesanan Nawolo sebanyak 5000 biji dan baru membuat 3000 biji.

Kaliman menuturkan, modal yang pas pas berpengaruh pada usaha kaliman. Hasil karyanya bisa sampai Jambi, Palembang, Kalimantan, Jakarta, Bandung, dan Jepang. Jika mempunyai modal lebih besar, Kaliman bisa lebih luas mengembangkan kerajinan bambu wuluhnya.(Hari)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar