Ayo Mengenal Jenis Batuan

oleh -24712 Dilihat
oleh
Singkapan batuan pada area bukit di jalan baru Ngoro-oro Patuk ini dapat menjadi media pembelajaran mengenali ragam batuan. KH/Tugi.
Singkapan batuan pada potongan bukit jalan baru Ngoro-oro Patuk ini dapat menjadi media pembelajaran mengenali ragam batuan. KH/Tugi.

KH,- Wisata alam pada saat ini menjadi andalan kepariwisataan Gunungkidul. Eksotisme pantai, gunung, bukit, lembah, goa, menjadi nilai jual dan andalan daya tariknya. Pada semua destinasi dan daya tarik wisata tersebut sesungguhnya terdapat sebuah obyek atau material penting, yaitu batuan dan juga tanah. Sayangnya, batuan dan tanah itu terkadang justru diabaikan begitu saja. Apa pentingnya mencermati batuan dan tanah? Lha wong dari sononya memang sudah begitu adanya.

Gunungkidul memiliki keanekaragaman jenis batuan. Dari wilayah pegunungan utara dapat ditemukan jenis-jenis batuan, dari proses pembekuan muntahan gunung berapi, batuan malihan (metamorf), sampai bebatuan hasil sedimentasi. Demikian pula di kawasan tengah dan selatan tak akan habis kajian tentang bebatuan karst.

Karena itulah, batuan dan tanah yang ada pada masing-masing destinasi dan daya tarik wisata itu sebenarnya dapat menjadi media pembelajaran untuk lebih mengenal alam raya. Alam raya yang selalu menjaga dan memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia. Berikut ini akan dipaparkan berbagai jenis batuan, bagaimana cara mengenalinya, bagaimana proses pembentukannya, dan apa kegunaan dan penggunaannya oleh masyarakat.

Batuan terbentuk dari kombinasi dari satu atau lebih mineral yang biasanya terdiri dari unsur seperti oksigen, karbon, dan besi. Saat ini dikenal sekitar 3.000 jenis mineral yang berbeda di bumi. Berdasarkan kandungan mineral yang terdapat di dalamnya, teksturnya, serta strukturnya, batuan dibedakan menjadi tiga jenis.

Batuan Beku

Batuan bekuan tercipta sebagai hasil proses pendinginan bahan cair pijar yang berasal dari dalam bumi (magma). Batu jenis ini biasanya berbentuk hablur, tidak berlapis-lapis, dan tidak mengandung fosil. Berdasarkan cara terjadinya, batuan jenis ini terbagi atas batuan beku plutonik dan vulkanik.

Batuan beku plutonik berada di bawah kerak bumi dan berproses secara perlahan-lahan sehingga terjadi hablur yang mudah terlihat. Diorit, granit, dan gabro adalah batuan jenis ini. Sementara itu, batuan beku vulkanik berasal dari lava gunung berapi yang terlempar ke permukaan bumi, kemudian membeku sehingga memiliki hablur halus. Basal, obsidian, dan andesit adalah jenis batuan beku vulkanik yang banyak dijumpai.

Ciri khas batuan bekuan adalah keras dan kokoh sehingga biasanya digunakan sebagai bahan bangunan atau nisan kuburan.

Batuan Endapan

Batuan endapan merupakan hasil proses pengendapan rombakan batuan yang diangkut oleh air (sungai) dan terendapkan pada suatu cekungan seperti laut, danau, sungai, atau rawa. Oleh sebab itu, batuan jenis ini biasanya berlapis-lapis dengan ketebalan yang berbeda, mulai dari beberapa sentimeter hingga beberapa meter. Batuan jenis ini tidak berhablur dan seringkali mengandung fosil binatang atau tumbuhan. Karena cara terbentuknya yang unik, batuan jenis ini biasanya dibedakan berdasarkan umurnya.

Menurut asal kejadiannya, batuan endapan terbagi atas batuan endapan mekanik yang terjadi akibat percampuran bahan-bahan yang terkumpul, batu endapan organik yang terbuat dari fosil hewan atau tumbuhan, dan batuan endapan kimia yang terjadi akibat endapan yang terjadi secara kimiawi. Batu pasir, batu kapur, zeolit, batu bara, dan lempung adalah beberapa jenis batuan yang masuk dalam jenis ini.

Batuan Malihan

Batuan malihan atau metamorf berasal dari batuan bekuan dan batuan endapan yang terubah susunan mineralnya atau batuan malihan yang terubah ulang. Pemalihan susunan mineral disebabkan karena tekanan gerakan bumi dan mendapat panas yang sangat tinggi saat terjadi pergerakan bumi. Batuan jenis ini memiliki tekstur yang sangat padat dan kedap air.

Suhu yang dibutuhkan untuk menciptakan batuan malihan 100-800 derajat Celsius. Dalam suhu setinggi ini batuan melembut sehingga mengubah susunan mineralnya. Dengan cara ini batu kapur berubah menjadi batu marmer, batu pasir menjadi kuarzit, batu granit menjadi genes, arang batu menjadi grafit, dan grafit menjadi berlian.

Mengenali Batuan Mencintai Alam 

Apabila Anda ingin lebih jauh mengenal bermacam-macam batuan dan mineral yang ada di bumi, cobalah sesekali mengunjungi Museum Geologi di Jalan Diponegoro No. 57 Bandung. Di ruang Geologi Indonesia, yang berada di sayap barat lantai satu, para pengunjung bakal disuguhi peragaan proses terjadinya bumi, perkembangan pembentukan Kepulauan Indonesia, serta koleksi ratusan ribu bebatuan.

Tak hanya itu, di tempat ini juga bisa dilihat fosil-fosil beberapa hewan purba. Salah satu koleksi kebanggaan museum ini adalah stegodon atau gajah purba yang memiliki gading melengkung. Fosil hewan yang pernah hidup ribuan tahun silam ini ditemukan dari hasil penelitian di sekitar aliran di Sungai Bengawan Solo. (Tugi).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar