WONOSARI, kabarhandayani.– Pada pertengahan bulan Juli ini memang bisa dikatakan masa jayanya para tukang jahit. Dari tukang jahit kecil-kecilan hingga kapasitas order besar semua kebanjiran pekerjaan.
Agung, salah satu penjahit di Jl. Baron Km 6 Wonosari mengaku di bulan Juli ini telah menerima order puluhan setel seragam sekolah. Ia mengaku pada awal tahun pelajaran baru ini, order yang ia terima memang berlipat dari hari biasanya.
“Awal tahun pelajaran baru bagi anak-anak sekolah kali ini, bagi kami memang beda karena bertepatan dengan puasa dan hari Lebaran seperti tahun kemarin. Selain order seragam sekolah juga banyak orang yang menjahitkan pakaian untuk keperluan lebaran nanti,” jelas Agung pada KH, (13/7/2014).
Agung melanjutkan, dalam sehari ia mampu mennyelesaikan 3 sampai 4 setel seragam sekolah. Ia dibantu oleh istrinya yang mengerjakan pemotongan kain.
“Kalau dipaksakan bisa 4 setel sehari, tapi, ya, nanti pengeluaran untuk minuman dan suplemennya juga harus lebih banyak,” jelasnya sambil tertawa.
Saking banyaknya order yang telah ia terima, sampai-sampai ia hanya menerima order untuk pengerjaan jahit setelah hari Lebaran nanti. Menurutnya, order puluhan setel pakaian yang telah diterimanya harus diselesaikan dalam waktu dekat semua, “Untuk yang masuk sekarang, saya bisa mengerjakannya setelah lebaran. Saat ini saya masih mengerjakan yang masuk kemarin-kemarin,” lanjut Agung.
Tarif yang dikenakan agung untuk 1 setel seragam sekolah berbeda dengan pakaian biasa bagi warga umum. Untuk seragam sekolah, baik SMP atau SMP, Agung mematok tarif Rp 60 ribu, sedangkan masyarakat umum seharga Rp 70 ribu.
“Sengaja kami beda-bedakan karena seragam sekolah kan biasanya jumlahnya banyak sekali jahit. Jadi kasihan juga kalau terlalu mahal,” pungkasnya. (Maryanto/Tty)