“Dari total anggaran APBDES, sebanyak 80 persen digunakan untuk pengembangan UKM yang akan dimulai pada bulan April 2015,” ucap Mugiharto, Kades Kedung Poh, Jum’at (03/04/2015).
Kepada KH, ia memaparkan, Desa Kedung Poh membentuk beberapa kelompok UKM, di antaranya kerajinan anyaman bambu, sangkar burung dan mainan anak-anak yang terbuat dari kayu. Sisa dana APBDES digunakan untuk pembangunan fisik berupa perbaikan pagar Balai Desa Kedung Poh.
Ia menambahkan, anggaran digunakan untuk perbaikan infrastruktur tidak begitu optimal berdampak ke masyarakat. “Masalah yang ada saat ini adalah kemiskinan dan pengangguran yang masih cukup banyak ditemui di Desa Kedung Poh. Sehingga anggaran kami fokuskan untuk pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.
APBDES, lanjut dia, merupakan anggaran yang terkumpul dari PAD, ADD Kabupaten Gunungkidul dan sumber dana dari Provinsi. Meski sebanyak 80 persen dana difokuskan pada pengembangan ekonomi warga, dana tersebut juga digunakan untuk kegiatan yang dilakukan oleh Desa Kedung Poh.
“Seperti pada ujian perangkat Desa beberapa waktu lalu, semua anggaran berasal dari dana APBDES. Perserta sama sekali tidak dipungut biaya,” tuturnya.
Seperti kegiatan rasulan yang akan diadakan Desa Kedung Poh tahun 2015 ini, semua bentuk kegiatan yang bersifat hiburan dapat menggunakan dana APBDES.
“Namun masyarakat mengusulkan, untuk biaya dalang ditanggung oleh masyarakat sebagai bentuk rasa memiliki dan berperan aktif dalam kegiatan di Desa Kedung Poh,” tandasnya. (Atmaja).