Aneka Tradisi Pembeda Gunungkidul dengan Kabupaten Lain

oleh -772 Dilihat
oleh
Yoto Kasi Adat dan Tradisi Dewan Budaya DIY
Yoto Kasi Adat dan Tradisi Dewan Budaya DIY
Yoto Kasi Adat dan Tradisi Dewan Budaya DIY. Foto : Atmaja.

KARANGMOJO, (KH) — Untuk dapat masuk tiga besar Desa Budaya DIY, komitmen bersama anggota masyarakat, dibutuhkan dalam menjaga dan melestarikan potensi desa budaya. Hal ini disampaikan Yoto selaku Kasi Adat dan Tradisi Dewan Budaya DIY pada saat penilaian gelar budaya Desa Wiladeg, Sabtu (6/12/14).

“Partisipasi dari masyarakat atau pamong desa sama pentingnya dalam mengembangkan potensi budaya,” katanya.

Ia memaparkan, Gunungkidul mempunyai peserta desa budaya terbanyak se-DIY. Banyaknya tradisi yang ada di Kabupaten Gunungkidul, menjadi salah satu pembeda dengan Kabupaten lainnya. “Ada 12 desa yang tercatat di Gunungkidul yang menjadi sebuah desa budaya,” paparnya.

Adanya berbagai tradisi diharapkan tetap terjaga dan terus dilestarikan. Penilaian desa budaya dilakukan dengan menilai potensi adat, tradisi, kesenian, kerajinan, arsitektur, dan tata ruang. Adapun hal yang dinilai meliputi, unsur besaran potensi, bagaimana penyajian potensi tersebut, dan bagaimana semangat upaya masyarakat untuk melestarikan dan mengembangkan potensi tersebut. “Konsekuensi dan komitmen sangatlah penting untuk sebuah desa yang sudah tercatat sebagai sebuah desa budaya,” ujarnya

Kepada KH, Yoto menjelaskan, tujuan penilaian pada desa budaya, guna melihat perkembangan pembangunan desa sebagai desa budaya. Dengan adanya penilaian tersebut, akan diketahui perlakuan yang tepat untuk pengelolaan desa budaya sesuai klasifikasinya.

“Karena terdapat 3 klasifikasi untuk desa budaya, yakni embrional (baru), berkembang, dan maju. Untuk desa budaya yang sudah menempati klasifikasi sebagai desa budaya maju, agar tidak kalah dengan desa budaya yang baru muncul (embrional),” jelasnya.

Pengumuman tiga besar desa budaya akan dilaksanakan setelah proses penilaian selesai, karena terdapat 41 desa di DIY yang tercatat sebagai desa budaya. “Gunungkidul mempunyai modal dengan aneka tradisi yang ada. Semoga bisa dijadikan pembeda pada penilaian desa budaya ini,” pungkas Yoto. (Atmaja/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar