TEPUS, (KH) — Sedikitnya 132 kepala keluarga yang ada di Padukuhan Karangtengah, Desa Sumberwungu, hingga kini masih mengandalkan air dari tangki yang dibeli, guna memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Cara ini terpaksa dilakukan warga, mengingat sumber air yang ada di wilayahnya sudah mengering dan PAM belum masuk daerah tersebut. Padahal kebutuhan air tidak hanya digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari warga di rumah, tetapi juga dibutuhkan untuk mengairi lahan pertanian mereka.
Kepala Dusun Karangtengah, Evika Nur Khasanah, menjelaskan, di daerahnya sudah sejak awal Bulan Mei lalu sudah tidak turun hujan. Akibatnya, Evika menjelaskan, kegiatan pertanian lumpuh. Padahal untuk memenuhi kebutuhan air, warga harus merogoh kocek hingga Rp 150.000,- untuk mendapatkan satu tangki air bersih yang rata-rata bisa digunakan hanya selama 2 minggu oleh keluarga dengan jumlah anggota empat orang.
“Saya berharap, sebetulnya, agar pipa PDAM sampai sini. Kami mencoba mencari sumber air yang ada, tapi sudah hampir kering semua,” ucapnya saat menghadiri acara pemberian air bersih oleh RSPAU Hardjolukito Rabu (17/09). Saat acara tersebut RSPAU Harjolukito memberikan 20 tangki air kepada warga setempat.
Sementara, salah satu warga, Warsono, mengaku kebutuhan air tidak hanya digunakan untuk keluarga dan pertanian, tetapi untuk pakan dan minum ternak. Keberadaan air juga sangat diperlukan. Dia berharap, hujan secepatnya turun dan pemerintah tidak tutup mata dengan kondisi ini.
“Sumber air juga kering. kami sebetulnya bingung,” imbuhnya. (Maria Dwianjani)