Sesuai dengan tema Pameran Seni Rupa Babadseni ke-4 adalah NGURUG TELA. Ketua IPG Herlan Susanto SAE menjelaskan, Ngurug Tela dimaksudkan untuk evaluasi, koreksi diri, apa yang masih kurang kita penuhi. Ngurug Tela berarti ngurug lemah sing mblegak atau nela agar rata tidak menimbulkan bencana.
Dalam laporannya, Herlan menyampaikan kegembiraannya karena dapat menggelar Pameran Seni Rupa sampai 4 tahun berturut-turut. Ia juga menyatakan kesedihannya dengan disampaikannya surat dari Pemda Gunungkidul, di mana tanggal 27 April 2015 IPG harus sudah hengkang dari gedung Eks Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Terus kemana IPG menggelar Pameran Seni Rupa tahun berikutnya. Karya instalasi IPG Menggantung ini nampak menandakan IPG menunggu uluran pemerintah daerah untuk memberikan guna menggelar pameran Seni Rupa di tahun-tahun mendatang.
Wakil Bupati Gunungkidul Dr Immawan Wahyudi MH mewakili Bupati Gunungkidul dalam sambutannya mengatatakan, Pemkab tetap memberikan tempat untuk Pameran Seni Rupa di Bangsal Sewokoprojo sebelum ada tempat yang baru. Di Bangsal Sewokoprojo, Seni Rupa yang dipamerkan akan mendapatkan perhatian warga dan generasi muda.
Fasilitasi tempat yang diberikan Pemkab ini tampaknya bertolak belakang dengan keinginan IPG. Herlan berpendapat, IPG menghindari Pameran di Sewokoprojo, karena Bangsal Sewokoprojo merupakan cagar budaya yang harus dilestarikan, IPG menghindari merusak cagar budaya.
Gubernur DIY dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DIY Guntari menyatakan, Pemda DIY menghargai dan salut atas kemjuan IPG yang berhasil menggelar Pameran Seni Rupa setahun sekali. Kegiatan ini ikut membawa kemajuan Gunungkidul yang kaya obyek wisata, maka perlu difasilitasi tempat untuk kiprah IPG.
Pameran Seni Rupa Gunungkidul mendapat perhatian banyak orang, memamerkan banyak karya-karya anak muda, yang sempat membuat 2 wisatawan dari Belanda berdecak kagum. (Sarwo).