GUNUNGKIDUL, (KH),– Komitmen memberikan pelayanan secara optimal dalam hal pemenuhan kebutuhan air bagi warga Gunungkidul senantiasa dipegang PDAM Tirta Handayani. Tak sebatas soal ketersediaan air bersih, BUMD milik Pemkab Gunungkidul ini juga berusaha menjaga kualitas air yang didistribusikan.
Direktur PDAM Tirta Handayani, Toto Sugiharta belum lama ini mengatakan, upaya tersebut dilakukan melalui berbagai program. Tak sebatas mengandalkan APBD, upaya mewujudkan layanan pemenuhan air yang maksimal diantaranya ditempuh dengan mengajukan program pendanaan dari Kementrian Pekerjaan Umum (PU) Dit. Cipta Karya DPUPPRKP hingga dana dari luar negeri.
“Persoalannya bukan sebatas dalam hal pemenuhan. Kualitasnya juga senantiasa kami jaga. Sebab ada sebagian masyarakat pernah menerima air dengan kondisi keruh,” ungkap Toto.
Pada tahun lalu, sambung Toto, telah terealisasi pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Seropan di Kalurahan Gombang, Ponjong, Gunungkidul.
Toto menyebut, proyek ini menghabiskan anggaran sebesar Rp37,7 miliar. IPA yang baru dibangun memiliki kapasitas produksi mencapai 100 liter per detik. Pembangunan IPA dikelola oleh Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah (BPPW) DIY. IPA yang terbangun berada di lahan milik PDAM Tirta Handayani.
Secara lebih detail dia mengungkapkan, anggaran proyek khusus IPA Seropan mencapai Rp4.100.600.000, instalasi pengolahan menghabiskan Rp12.606.597.105,9 sementara untuk bangunan prasarana dan biaya konsultasi dan pengawasan Rp1.091.805.434.
“Pengajuan kami awalnya dengan kapasitas 200 liter per detik, proyek ini lantas disetujui separuhnya,” terangnya.
Toto menerangkan, IPA Seropan bertujuan meningkatkan kualitas layanan air bersih dan memperluas jangkauan akses air bersih bagi sekitar 12.000 sambungan rumah (SR). Dengan adanya instalasi ini, diharapkan masyarakat di Kapanewon Rongkop, Ponjong, Semin, Semanu, Karangmojo, serta bagian timur Wonosari dapat menerima air bersih yang berkualitas, terutama saat musim hujan.
“Sumber air Seropan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan beberapa kapanewon khususnya yang berada diwilayah selatan dan timur Kabupaten Gunungkidul,” terangnya.
Toto menjelaskan, target selanjutnya pada tahun 2025, Pemkab Gunungkidul melalui PDAM Tirta Handayani akan mengakses LOAN dari Pemerintah German melalui program Green Infrastructure Initiative (GII). Rencananya proyek tersebut memiliki nilai sekitar Rp120 miliar. Dana ini akan digunakan untuk pembangunan IPA di IKK Tanjungsari dengan kapasitas 50 liter per detik.
“Sumber dari Tanjungsari ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih di Kapanewon Tanjungsari dan sebagian wilayah Kapanewon Tepus Selatan,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Toto, untuk meningkatkan kualitas layanan air bersih di sisi barat, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) akan memasang pipa sepanjang 7 km dari Kanigoro ke IPA Karang dengan memanfaatkan sumber Ngobaran. Pembangunan intake berkapasitas 100 liter per detik di Ngobaran sudah dilakukan sejak Tahun 2023.
“Akan kita teruskan pada tahun 2024 agar optimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di Kapanewon Saptosari, Panggang, Paliyan, dan Purwosari,” tutur Toto.
Dengan serangkaian pembangunan infrastruktur ini, PDAM Tirta Handayani menargetkan peningkatan kapasitas produksi akan mencapai 250 liter per detik pada tahun 2025 mendatang.
“Harapan kami sesuai dengan komitmen bapak Bupati, dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Gunungkidul secara optimal dan berkualitas,” paparnya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan, rasio kecukupan air bersih saat ini telah mencapai 89 persen. Hal ini akan terus ditingkatkan melalui PDAM yang terus menambah jaringan hingga pelosok desa.
“Rasio ini terus mengalami peningkatan berkat intervensi dari pemerintah, baik kabupaten ataupun pemerintah pusat. Intervensi ini dilakukan terkait pembangunan infrastruktur air bersih dengan mendorong PDAM menambah jaringan agar menjangkau lebih banyak pelanggan,” tegas Bupati. (Kandar)