Apel diikuti sejumlah unsur yang terlibat dalam penanganan dampak musim kemarau. Mulai dari TNI, Polri, dan sejumlah satuan relawan.
Sampai saat ini, terangnya, sudah didistribusikan sebanyak 288 tangki air ke 5 Kapanewon. Kapanewon yang telah meminta dropping air meliputi dari Panggang, Saptosari, Tepus, Girisubo, dan Rongkop.
“Selain dari BPBD, Sebanyak 13 Kapanewon memiliki anggaran untuk dropping air bersih,” imbuhnya.
Pihaknya memperkirakan, 1000 air tangki diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai bulan Oktober. Apabila nanti pada Bulan Agustus berakhir namun masih banyak permintaan, status siaga tanggap darurat kekeringan diperpanjang.
Purwono juga mengajak masyarakat bijak dalam memanfaatkan air. “Matikan kran bila tidak perlu, Mari antisipasi pula kerawanan kebakaran saat musim kemarau,” ajaknya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menyebut, wilayah Gunungkidul merupakan kawasan berbukit. Sehingga saat musim kemarau wilayah di dataran tinggi berisiko kekurangan air.
“Mitigasi bencana sudah diupayakan, diantaranya dengan pemanfaatan sumber air dengan cara yang efektif dan efisien,” jelasnya. (Kandar)