Ribuan Hektar Tanaman Padi di Gunungkidul Rusak, Sebagian Puso

oleh -5839 Dilihat
oleh
padi
Lahan pertanian warga Gunungkidul. (KH/ istimewa)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Selepas pertengahan Desember 2023, hujan belum juga turun secara merata di DIY. Termasuk di kabupaten Gunungkidul. Berdasar informasi Badam Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, musim penghujan memang diprediksi datang terlambat dari normalnya lantaran faktor fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD).

Dalam siaran pers secara daring, Dwikorita menuturkan, fase musim hujan tahun ini terkait dengan kedatangan dua fenomena iklim ‘pengering’ hujan yang datang bersamaan, yakni El Nino dan IOD.

Hujan sekitar akhir November dan awal Desember sempat mengguyur Kabupaten Gunungkidul. Kehadiran hujan membuat petani di beberapa wilayah memulai menanam padi dan jagung. Namun, karena hujan tak berlanjut turun, tanaman padi milik petani mengalami kerusakan dan terancam mati.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Rismiyadi menyampaikan, realisasi penanaman padi dan jagung di Gunungkidul cukup luas.

“Total realisasi tanaman padi antara November-Desember sampai dengan 23 Des seluas 18.540 hektar. Sebagian mengalami kerusakan bahkan puso,” ungkapnya baru-baru ini melalui seluler.

Dia merinci, tanaman padi yang rusak ringan mencapai 1.395 hektar, rusak sedang seluas 864 hektar. Adapun yang rusak berat mencapai 695 hektar, lantas yang puso atau dipastikan gagal panen mencapai 24 hektar.

Sementara itu, untuk tanaman jagung, dari realisasi penanaman seluas 16.624 hektar, telah rusak ringan 515 hektar, rusak sedang 337 hektar, serta rusak berat 127 hektar.

“Prediksi hujan akan turun stabil mulai akhir Desember,” kata Rismiyadi.

Terpisah, Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih menghimbau agar Pemkab Gunungkidul melakukan serangkaian mitigasi bencana pada awal musim hujan tahun ini.

“Pemda agar proaktif melakukan sosialisasi dan memberikan informasi, bisa memanfaatkan sosial media atau melalui pertemuan warga,” kata Endah.

Penanggulangan, kata dia, harus melibatkan kelompok masyarakat hingga di tingkat dusun. Lantas edukasi mitigasi bencana juga perlu diberikan kepada pelajar dengan menggandeng Dinas Pendidikan. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar