Lumbung Mataraman Semin Digelontor Rp740 juta, Ini Ragam Realisasinya

oleh -6536 Dilihat
oleh
Lumbung
Sri Sultan HB X meresmikan Lumbung Mataraman di Semin, Gunungkidul. (Ist)

GUNUNGKIDUL, (KH),– “Makan apa yang ditanam, dan menanam apa yang dimakan,” demikian bunyi slogan Lumbung Mataraman. Program Lumbung Mataraman merupakan konsep upaya ketahanan pangan yang digalakkan Pemerintah DIY. Kamis, (29/12/2022) salah satu titik wujud Lumbung Mataraman di Kalurahan Bendung, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul diresmikan.

Satu kawasan yang menjadi pionir program khususnya di Kabupaten Gunungkidul itu diresmikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X.

Kepala Dinas Pertanian DIY, Sugeng Purwanto menyampaikan, program Lumbung Mataraman bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi pertanian di Yogyakarta yaitu memanfaatkan lahan pekarangan rumah tangga untuk menyediakan kebutuhan pangan dengan beberapa prinsip. Antara lain, kemandirian pangan, diversifikasi pangan berbasis sumber pangan lokal, pelestarian sumber daya genetik pangan, dan kebun bibit.

Program tersebut dijakankan oleh kelompok tani, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di kalurahan penerima hibah program.

Adapun total anggarannya mencapai Rp750 juta yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Dana Keistimewaan (Danais) DIY. Dana tersebut ditransfer ke rekening desa lalu direalisasikan menjadi berbagai jenis usaha yang dikelola secara komunal.

Lebih rinci, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Rismiyadi mengungkapkan, dana yang diterima diantaranya diwujudkan ternak kambing domba berikut kandang yang berada dalam satu kawasan.

“Saat ini sudah diisi 200 ekor. Dibangun pula gudang pakan fermentasi,” kata Rismiyadi.

Kelompok-kelompok penerima juga membuat Demplot hortikultura yang berada di lahan tanah kas desa.

Sri sultan
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X meninjau peternakan hasil program Lumbung Mataraman di Kalurahan Bendung, Semin, Gunungkidul. (Ist)

Pun demikiam, warga setempat bersungguh-sungguh mengoptimalkan lahan pekarangan pribadi yang dimiliki untuk menanam berbagai tanaman pangan.

“Menjadi show window Kalurahan, bahwa pada tiap dusun, warga aktif mengembangkan lahan pekarangannya,” tutur Rismiyadi.

Selain sebagai kawasan pengembangan perekonomian melalui pertanian dan peternakan, Kalurahan Bendung juga menjadi kawasan belajar atsu eduagrowisata.

“Kalurahan Bendung sudah jadi percontohan, beberapa waktu lalu mendapat kunjungan dari Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Utara,” imbuhnya.

Tahun 2023 mendatang, ada 5 titik di DIY yang akan mendapat program serupa. Dari lima titik itu, dua diantaranya berada di Gunungkidul.

Dua kalurahan yang disiapkan antara lain Kalurahan Kedungpoh, Kapanewon Nglipar dan Kalurahan Balong Kapanewon Girisubo.

“Sama seperti di Bendung, hanya saja nanti temanya menyesuaikan potensi masing-masing kalurahan,” tukas Rismiyadi. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar