Troides Helena Mulai Punah Di Gunungkidul

oleh -2374 Dilihat
oleh

WONOSARI,kabarhadayani.— Yayasan Kanopi Indonesia, LSM di bidang lingkungan dari Daerah Istimewa Yogyakarta khawatir bahwa keberadaan Troides Helena atau kupu-kupu raja yang hidup di kawasan karst Gunungsewu akan punah. Kupu-kupu yang memiliki peran dalam ekosistem, khusunya dalam prosesi penyerbukan dan menjaga keseimbangan ekologi ini harus dijaga dan diberi perhatian khusus.

Manager Kanopi Indonesia, Ma’ruf Erawan mengatakan, Troides Helena atau kupu-kupu raja dapat ditemukan di beberapa Kawasan Karst Gunungkidul. Hewan yang dilindungi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7/1999 tersebut harus mendapat perhatian agar habitatnya terus berkembang dengan baik.

“Kupu-kupu ini banyak dijualbelikan karena memiliki warna yang menarik,” katanya. Dalam seminar yang dihadiri oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan (Kapedal), Dinas Pemuda dan Olahraga Disdikpora, dan Komunitas Peduli Lingkungan, bertempat di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD), Selasa (24/6/2014).

Dikatakan, Troides helena atau kupu-kupu raja memiliki permintaan pasar yang tinggi oleh karenanya masyarakat serta pemerintah harus menjaga kelestarianya dengan tidak melakukan ekpolitasi yang berlebihan. Troides helena  dalam ekosistem berfungsi seagai polinator, bioindikator lingkungan , bahan makanan , obyek wisata dan obyek studi serta koleksi.

Ma’ruf menjelaskan, berkurangnya habitat Troides Helena dapat menurunkan populasinya, di mana penurunan habitat menyebabkan melemahnya kemampuan hidup. Hal lain yang dapat menurunkan habitat hewan tersebut adalah rusaknya tanaman inang  atau Aristolochia sp, sebagai sumber makanan kupu tersebut.

“Rusaknya tanaman inang disebabkan karena faktor alam dan aktivitas manusia dalam mengeksploitasi habitat alami. Biasanya rusaknya kawasan karst disebabkan karena pembukaan lahan baru sebagi pusat pertanian atau perkebunan,” jelasnya.

Menurut Ma’ruf, konservasi pelestarian Troides helena dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan melalui perlindungan kawasan atau sebagai contoh dapat dilakukan penangkaran. “Harapan saya ada perlindungan kawasan serta penangkaran sebagai wahana penelitian, pendidikan dan wisata sehingga bermanfaat serta kelestarian kupu-kupu semakin besar,” paparnya.

Sesuai data dalam penelitian yang sudah dilakukan oleh Kanopi Indonesia, penyebaran Troides Helena ini ada di beberapa kecamatan di Gunungkidul, seperti: Patuk, Tepus, Playen, Girisubo, Panggang, Ponjong dan Tanjungsari. Dalam penelitian yang dilakukan pada bulan April-Juni ini, penyebaran Troides Helena  terbanyak terdapat di Kecamatan Patuk atau di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran yakni sebanyak 25 spesies. (Juju/Jjw).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar