WONOSARI, (KH), — Entah apa yang ada dibenak guru sekaligus wali kelas di salah satu SMA Negeri di Gunungkidul berinisial T. Melalui chat Whatsapp (WA), ia terang-terangan meminta foto kepada wali murid yang sekaligus Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih.
Endah mengaku heran dengan perilaku si guru tersebut. “Saya mengawali komunikasi dengan konteks kondisi pembelajaran daring dan khususnya perihal tugas anak saya yang menjadi salah satu murid beliau. Tapi respon pak guru mengherankan,” kata Endah, Rabu (19/5/2021).
Sejak awal, balasan WA si guru atas pertanyaan Endah keluar konteks dan tidak ada korelasinya dengan pertanyaan. T meminta Endah melihat photo profil dirinya di akun WA. Isi WA tersebut mulanya diabaikan.
“Padahal saya tidak menanyakan foto. Balasan WA lain juga mengherankan. Pak guru kok kesannya genit,” imbuh Endah.
Politisi PDIP tersebut kemudian meradang saat T terang-terangan meminta foto kepada Endah. Lebih-lebih saat ditanya alasannya meminta foto itu. Jawaban si wali kelas bikin Endah punya persepsi negatif.
“Jawabannya agar dia bisa ‘membayangkan’ wajah saya. Kok aneh?” Tanya Endah.
Endah lantas menegaskan ada yang salah dengan isi WA si wali kelas. Namun, lagi-lagi dijawab bahwa WA tersebut tidak keliru.
“Saya berseloroh dan bilang: maaf, jangan-jangan pak wali kelas, salah minum obat? Namun, dengan enteng si wali kelas menjawab, mboten (tidak),” cerita Endah.
Tak hanya itu saja, tanpa diminta si guru tiba-tiba juga membagikan lokasi keberadaan dia kepada Endah dengan aplikasi google map.
Berdasar pengalaman yang megherankan itu, Endah berinisiatif melakukan penelusuran kepada teman-teman perempuan dari anaknya. Hasilnya bikin kaget. Pengakuan beberapa siswa putri menyebutkan, wali kelas tersebut juga pernah meminta foto murid perempuan dengan embel-embel supaya ber-pose cantik atau seksi.
“Mestinya guru itu digugu lan ditiru. Guru atau pendidik perilakunya merupakan teladan bagi peserta didiknya,” tandas Endah kesal.
Berdasar pengalaman yang didapat, ia menghimbau kepada wali murid agar mengawasi putra-putrinya. Hal tersebut penting dilakukan untuk meminimalisir risiko terjadinya tindakan asusila di institusi pendidikan.
“Jangan sampai terjadi pelecehan seksual di sekolah. Saya tidak akan tinggal diam. Saya akan mengambil tindakan tegas,” tandas Endah. (Kandar)