WONOSARI, (KH),— Suasana liburan Natal dan Tahun Baru (NATARU) 2020 saat ini memang berbeda dari biasanya. Liburan berada dalam situasi Pandemi Covid19 dengan angka jumlah terpapar yang semakin melonjak. Imbas ini cukup terasa di Gunungkidul. Jumlah kunjungan wisatawan pada momen serupa pada tahun sebelumnya cukup tinggi. Namun, tahun ini angka kunjungan wisatawan menurun.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul, Asti Wijayanti, kepada awak media, Minggu (27/12/2020), mengatakan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul pada liburan kali ini menurun drastic.
Asti menyampaikan bahwa pada tanggal 24 dan 25 Desember kemarin hanya ada 20-an ribu wisatawan yang ke Gunungkidul. Sepinya Wisatawan ini memang terkait erat dengan semakin maraknya warga masyarakat yang terpapar Covid19.
Dispar Gunungkidul juga menyebut bahwa upaya Pemerintah untuk menekan semakin meluasnya Pandemi, dengan mengeluarkan kebijakan Rapid test Antigen membuat banyak agenda kunjungan wisata ke Gunungkidul dibatalkan.
“Banyak Obwis yang biasanya berjubel pengunjung, secara kasat mata memang tampak sepi pengunjung,” lanjutnya.
Dispar Gunungkidul mencatat bahwa di hari Sabtu (26/12/2020) sejumlah destinasi wisata di Gunungkidul sudah mulai ramai dikunjungi. “Ada sebanyak 16.229 wisatawan di hari Sabtu kemarin, kami berharap jumlah kunjungan wisatawan akan semakin meningkat hingga tahun baru mendatang,” harap Asti.
Asti juga menyampaikan sebelumnya, pihaknya menargetkan kunjungan wisatawan dari tanggal 24 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021 mencapai 147 ribu orang. Harapan tersebut untuk menggapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 12,5 miliar.
“Sebetulnya di awal tahun kemarin, kami sudah merevisi 50 persen dari proyeksi awal tahun, sebelum pandemi Covid19,” tambahnya.
Menurutnya, ada dilema antara target PAD yang harus dipenuhi Dispar dan risiko peyebaran Covid19 dari wisatawan yang berkunjung.
“Dengan kebijakan baru tentang Rapid Antigen, banyak wisatawan yang membatakan kunjungan, mereka memilih di rumah saja, karena angka penderita seperti ada ledakan, jumlah penderita sangat meningkat apalagi saat ini juga muncul klaster keluarga,” jelas Asti.
Untuk mensikapi hal tersebut, Asti mengatakan dari Dinas Pariwisata sendiri tetap memprioritaskan protokol kesehatan sebagai bagian utama dari penyambutan wisatawan. Untuk menertibkan para pengunjung, pihak SAR, TNI Polri dan juga satuan polisi pamong praja juga tak henti-hentinya untuk mengingatkan penggunaan alat pelindung diri seperti masker.
“Disamping upaya kami untuk mencapai target PAD kami tetap prioritaskan tentang aturan Protokol Kesehatan di lokasi wisata, patut disyukuri saat ini tidak ada klaster dari lokasi wisata,” jelas Asti.
Ke depan, apabila memungkinkan pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk melaksanakan swab massal bagi penyedia jasa wisata ataupun Pokdarwis di lokasi wisata. “Kami baru berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan, harapan kami setelah tanggal 3 Januari wacana Rapid tes dan Rapid Antigen bisa dilaksanakan,” ujarnya. [Edi Padmo]