GIRISUBO, kabarhandayani.– Berbeda dengan petani wilayah lainnya yang memilih menjual singkong basah, petani di wilayah Jepitu Girisubo justru lebih memilih menjual panenan singkong dalam bentuk gaplek kering. Harga pasaran gaplek kering di Pasar Jepitu saat ini berkisar Rp 1.600,- per kilo gram.
Para petani lebih memilih menjual ketela dalam bentuk gaplek ( ketela kering), karena daun dan kulit ketela dapat mereka manfaatkan untuk pakan ternak. “Harga per kilo Rp 1.600 mas. Itu untuk gaplek kering,” ungkap Kasbi salah satu pembeli gaplek di Jepitu.
Berdasakan pantauan KH di wilayah ini, harga Rp 1.600 per kilo gram sudah menjadi harga pasaran. Para petani menyatakan bahwa harga tersebut sudah lumayan baik, meski mereka berharap harga gaplek kering bisa mencapai Rp 2.000.
Bagi para petani di kawasan selatan, gaplek tetap merupakan hasil pertanian yang mereka andalkan saat musim kemarau. Mereka biasanya memanfaatkan uang hasil penjualan gaplek untuk membeli berbagai kebutuhan sehari-hari, membeli pakan tebon untuk ternak, dan juga membeli bahan bakar untuk sepeda motornya.
Musim kemarau membuat rumput pakan ternak di lahan pertanian di kawasan selatan tidak tumbuh, sehingga hewan ternak mulai kekurangan pakan. Selain membeli pakan tebon jagung, para petani di kawasan ini biasanya mengakali dengan memberi pakan jengki (kulit ketela yang sudah dikeringkan).
Hanya saja, tidak semua hewan ternak dapat diberi makanan kulit ketela yang sudah kering tersebut. Masih sering dijumpai kejadian ada hewan keracunan (mendem jengki), karena tidak cocok diberi pakan kulit ketela kering tersebut. (Heri Purnomo/Jjw).