WONOSARI, (KH) — Reog Sastro Budoyo akhirnya tampil menghibur masyarakat setelah beberapa bulan berlatih. Meski harus patungan untuk mempersiapkan segala perlengkapan, peraga reog yang kesemuanya masih siswa SD, bisa tampil maksimal dan membuktikan bahwa mereka anak-anak kecil yang bisa memberikan inisiatif kemandirian dalam berkarya.
Berkat latihan intensif yang diberikan oleh beberapa pembimbingnya, Reog Sastro Budoyo dapat tampil perdana di kampung mereka sendiri pada acara rasulan Padukuhan Karangasem, Desa Mulo, Senin (20/10/2014).
Sanut, Ketua Kelompok Seni Reog Sastro Budoyo, merasa bangga anak asuhnya dapat memberikan hiburan serta mampu menghidupkan seni tradisional yang sempat hilang puluhan tahun dari padukuhan. Ia juga akan mempromosikan kelompok seni ini bisa pentas di berbagai acara lain.”Penampilan perdana anak-anak cukup bagus. Mereka sebernarnya telah dipesan oleh panitia rasulan desa lain untuk tampil, dengan terpaksa kami tolak karena waktunya tinggal besok pagi. Kasihan anak-anak karena sehari ini harus pawai mengelilingi padukuhan dan pentas di balai padukuhan,” ucap Sanut.
Rasulan di Padukuhan Karangasem yang diselenggarakan hari ini memang cukup meriah. Bahkan seperti dikatakan beberapa warga, rasulan tahun ini adalah yang paling banyak melibatkan anggota masyarakat dan paling banyak mempertontonkan atraksi seni.
“Sebelumnya belum pernah ada kirab budaya, namun tahun ini diselenggarakan dengan sangat meriah untuk pertama kalinya. Warga begitu antusias mengikuti acara kirab dengan menampilkan berbagai atraksi seni, ujar Wahyuni salah satu warga Desa Mulo.
Rasulan Karangasem dengan kirab budaya yang melibatkan 12 RT ini menampilkan belasan gunungan. Salah satu gunungan yang sempat menjadi perhatian warga adalah gunungan yang diberi nama Gunungan Buto Ijo setinggi 4 meter. Beberapa warga yang memanggulnya sempat mengalami kesulitan karena terpaan angin yang cukup kencang. “Pokoknya ramai, semoga Karangasem makin kompak dan semakin maju,” pungkas Wahyuni. (Maryanto/Tty)