Mie Ayo, Mi Instan Berbahan Singkong Asal Gunungkidul Penuh Gizi

oleh -17477 Dilihat
oleh
Suti Rahayu menunjukkan Mie, produk olahan singkong dalam proses penjemuran. KH/ Kandar
Suti Rahayu menunjukkan Mie, produk olahan singkong dalam proses penjemuran. KH/ Kandar
Suti Rahayu menunjukkan Mie, produk olahan singkong dalam proses penjemuran. KH/ Kandar

PLAYEN, (KH)— Masyarakat Gunungkidul pasti terbiasa mengkonsumsi singkong, ubi atau ketela. Biasanya singkong direbus, dikukus, digoreng, maupun di bakar dalam bentuk aslinya. Biasanya juga dalam bentuk keripik, kerupuk, tape, gethuk, dan olahan makanan tradisional lainnya.

Belakangan, kebiasaan makan singkong ini sudah mulai luntur, terutama pada anak-anak dan pemuda. Mereka bahkan kurang mengenal singkong sebagai bahan makanan disbanding nasi, mie instan, fast food, dan sejenisnya.

Mengikuti perkembangan zaman, cara penyajian singkong tidak lagi dengan cara tradisional, saat ini salah satu UKM Kelompok Wanita Tani Putri 21, Desa Ngawu, Playen, Gunungkidul telah mampu menciptakan Mie Instan berbahan baku singkong.

Ketua kelompok, Suti Rahayu kepada KH mengatakan, singkong mempunyai kandungan gizi yang tidak kalah dibanding dengan gandum dan beras. Berdasar penelitian lembaga yang memberikan dukungan terhadap produk olahannya, Singkong mengandung senyawa bioaktif α dan β-karoten, serta β-cryptozanth sebagai sumber vitamin A yang sangat baik.

Selain itu, lanjut dia, juga mengandung senyawa bioaktif flavanoid sebagai penghambat sel kanker dan penyempitan pembuluh darah (atherosclerosis). “bahkan singkong itu diketahui tidak mempunyai atau sangat rendah kandungan Glutennya, tidak seperti yang terdapat pada gandum sehingga sangat aman dikonsumsi oleh anak-anak, lansia, dan orang yang mempunyai masalah pencernaan,” jelas Suti beberapa waktu lalu.

Mie Ayo diciptakan mengikuti tren makanan cepat saji, pemasaran produk ini lebih banyak ke luar Gunungkidul dari pada di pasar lokal. Suti menambahkan, produk olahan ini seolah konsumennya kalangan menengah ke atas, karena harganya sedikit lebih mahal dari mie instan secara umum.

“Dapat juga karena mereka memperhatikan bahan baku dan kandungan gizinya, sehingga potensi pasar luar Gunungkidul lebih baik ketimbang di Gunungkidul sendiri,” imbuh dia.

Secara rinci disebutkan macam varian rasa Mie Ayo, diantaranya; original, bayam, sawi, brokoli, wortel, tomat, cabe merah, cabe hijau, ubi ungu, ubi kuning, sukun, pisang, dan mie mocaf.

“Mie sehat organik dari formulasi tepung singkong ini dapat diolah menjadi makanan favorit keluarga,” jelas Suti lagi. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar