PLAYEN, (KH) — Mujiyono (46) penyandang tunanetra warga Mojosari, Desa Playen, Kecamatan Playen merasa sedih ketika panti pijat di rumahnya sepi pengunjung. Kesedihan memang harus dihadapi dengan sabar, berdoa memohon kepada Allah SWT. Semoga banyak warga yang datang ke Panti Pijat, untuk memberikan rezeki.
“Ya mas, tak mengira doa saya secepat itu dikabulkan. Banyak warga yang minta dipijat,” kata Mujiyono kepada KH Rabu (15/04/2015) di rumahnya.
Mujiyono didampingi istrinya Surati (35) yang juga tunanetra warga Gedangreja Karangmojo, dan anaknya, menyatakan Syukur Allah selalu memberikan rezeki. Setiap hari ada yang datang untuk pijat, tetapi kadang absen tak ada warga yang pijat.
Mujiyono juga selalu berdoa semoga pelanggan di Yogya tetap rutin datang ke rumah. Dulu Mujiyono kontrak rumah di Giwangan, Kotagede dan Ketandan. Mujiyono kemudian memilih buka panti pijat di Mojosari Playen dengan istrinya Surati yang dinikahi 2012 dan Tahun 2014 dikaruniai seorang anak yang sehat.
Kepada KH Mujiyono memohon doa restu, semoga panti pijatnya tetap ramai. Memaklumi sepinya panti pijat dipengaruhi musim hujan. Pengunjung enggan datang, karena sibuk mengolah pertanian. Setelah sampai di rumah, tidur. Tidak ada yang ke panti pijat. Tapi, Mujiyono pasrah kepada Allah, sabar menunggu pengunjung untuk di pijat, Allah maha adil dan bijaksana dalam memberikan rezeki. (Sarwo)