WONOSARI, (KH)–Semenjak kenaikan harga BBM bersubsidi pertanggal 18 November 2014 ditetapkan Pemerintah, konsumsi bahan bakar minyak Pertamax di Gunungkidul semakin meningkat. Hal itu terjadi karena harga BBM non subsidi tersebut justru mengalami penurunan harga.
Menurut pantauan KH di sejumlah SPBU di Gunungkidul hari ini Jumat (05/12), adanya kenaikan harga BBM bersubsidi, berimbas pada peningkatan pemakaian Pertamax oleh masyarakat Gunungkidul.
Pantauan di 3 SPBU di Gunungkidul, pengguna BBM non subsidi tersebut semakin meningkat. Dari bagian administrasi masing-masing SPBU, penggunaan BBM Nonsubsidi untuk SPBU 4455807 Siraman adalah dari 500 liter menjadi 1000 liter per hari, SPBU 4455801 Siyono dari 500 liter menjadi 1200 liter per hari, sedangkan untuk SPBU 4455809 Playen, konsumsi penggunaan BBM Pertamax semula 500 liter menjadi 1000 liter per hari.
Dilihat dari data tersebut, rata-rata penggunaan pertamax naik 100%. Alasan pembeli memakai Pertamax adalah karena harga Pertamax tidak jauh berbeda dibanding dengan harga Premium, dengan kualitas Pertamax yang jauh lebih unggul.
“Karena selisih harganya sedikit, untuk pemakaian bahan bakar juga lebih bagus, maka saya pilih Pertamax,” kata Muh Fajri, salah satu pembeli Pertamax memberi alasan.
Untuk pemakaian BBM subsidi jenis Premium mengalami penurunan setelah adanya kenaikan harga BBM bersubsidi ini. Hal ini diungkapkan Winarna, staf bagian adiministrasi SPBU 4455807. Menurutnya, penjualan Premium mengalami penurunan, dari 32 ribu liter menjadi 25 ribu liter per hari. Di SPBU 4455801 Siyono, penjualan premium kini menurun dari 20-23 ribu menjadi 15-16 ribu liter saja per hari. sedangkan di SPBU 4455809 , penjualan premium dari 24 ribu liter menjadi 16 ribu liter per hari. (Gemma/Bara).