SEMIN, (KH)— Bekas galian tambang batu yang berada di Ngentak, Desa Candirejo, Kecamatan Semin, belakangan terakhir populer di media sosial. Genangan air berwarna biru dikelilingi bebatuan bekas galian tambang sehingga disebut Telaga Biru itu cukup menarik pandangan mata.
Pesatnya informasi yang menyebar membuat keberadaan tempat tersebut mendadak ramai dikunjungi, untuk di abadikan dengan kamera, serta untuk selfie. Fenomena tersebut akhirnya memunculkan gagasan berbagai pihak bagaimana jika dijadikan sebagai destinasi wisata.
Sepertihalnya disampaikan Camat Semin, Huntoro PW, SH, dirinya membenarkan bahwa baik pemerintah desa maupun kecamatan memiliki gagasan sama, bagaimana jika lokasi tersebut dijadikan destinasi wisata.
Cukup beralasan, mengingat semakin hari banyak yang datang untuk membuktikan keindahan Telaga Biru, terlebih pada Hari Sabtu dan Minggu. “ sudah kita masukkan dalam dokumen perencanaan Musrenbang, sementara pengelolaan Karang taruna memberikan jasa parkir dan ini dapat memberikan tambahan pendapatan,” kata Huntoro, Selasa, (16/2/2016).
Beberapa harapan yang muncul dari warga setempat, terang dia, menginginkan bahwa ada pembinaan agar wilayahnya menjadi sebuah desa wisata, perbaikan akses infrastruktur jalan menuju lokasi diperbaiki, bahkan sebagai persiapan sejak dini segera dibentuk Kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
Mengetahui hal ini, pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) melalui Kepala Bidang Pengembangan Produk wisata, A.Hary Sukmono, ST mengatakan, sebenarnya ada beberapa tempat lain yang sempat dikomunaikasikan sepertihalnya Telaga Biru itu dijadikan destinasi wisata.
Banyak hal yang perlu dikaji dan dipertimbangkan sebuah tempat menjadi sebuah daerah tujuan wisata, menurutnya, reklamasi bekas tambang itu memang bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif. Deteksi mendalam perlu dilakukan adanya fenomena ini, salah satunya apakah Telaga Biru sifatnya hanya musiman atau bagaimana?.
Selanjutnya, bagaimana partisipasi masyarakat kedepan, mestinya ada alternatif lain, selain andalan utamanya sebuah pemandangan. “ Apa yang dijual?, bagaimana cara menjual?, bagaimana membuat pengunjung yang datang nyaman?, dan seterusnya banyak perhatian lain,” ulas Hary.
Selain itu, lanjut dia, agar lebih bermanfaat, sebelumnya perlu mengedukasi masyarakatnya juga, supaya sebuah pengetahuan bisa disampaikan ke pengunjung. Sehingga, imbuh Hary, datang tidak hanya melihat-lihat saja tetapi ada nilai-nilai yang bisa diberikan. (Kandar)