Amarylis Tidak Berbunga, Rencana Pengembangan Seluas 3 Hektar Urung Dilakukan

oleh -
oleh
Bibit bunga Amaryllis yang dikembangkan sejak triwulan pertama tahun ini di Desa Salam. KH/ kandar
iklan dprd
Bibit bunga Amaryllis yang dikembangkan sejak triwulan pertama tahun ini di Desa Salam. KH/ kandar
Bibit bunga Amaryllis yang dikembangkan sejak triwulan pertama tahun ini di Desa Salam. KH/ kandar

PATUK, (KH)— Tidak seperti pada tahun lalu, menjelang akhir bulan November tahun ini tanaman Amarylis tidak berbunga. Tanaman bunga yang dinamakan oleh warga setempat dengan sebutan Puspa Patuk ini gagal dikembangkan menjadi taman bunga sebagai daya tarik wisata atau untuk ajang foto/ selfi.

Pengelola taman, Pokdarwis Puspa Patuk yang berada di padukuhan Ngasem Ayu, Desa Salam sebelumnya telah menyiapkan pengembangan pada lahan yang tidak sedikit, bahkan dengan jumlah bibit yang mencapai ribuan. Mereka mengira tidak ada kendala iklim yang akan berdampak pada tunas-tunas bunga amaryllis tersebut.

“Karena anomali cuaca yang seolah tidak ada kemarau seperti yang terjadi pada tahun ini sehingga menyebabkan Amarylis tidak berbunga,” ujar ketua Pokdarwis, Ngadija, Rabu, (23/11/2016). Menurutnya, iklim dan cuaca tidak mendukung siklus hidup tanaman yang biasa disebut sebagai lili hujan, bakung atau bunga bawang ini.

Tunas bunga yang telah disiapkan mencapai 1000 bibit dengan estimasi dapat dikembangkan menjadi 2000-an tunas. Lahan yang akan ditanami atau dijadikan taman juga tidak sedikit yakni seluas 3 hektar.

iklan golkar idul fitri 2024

“Kira-kira ada 300-an meter persegi yang sudah tersebar, tetapi hingga saat ini idak juga mekar bungannya,” sambung Ngadija. Bersama pokdarwis mereka awalnya cukup optimis akan mendapat hasil dari upaya pengembangan tersebut, sebagaimana yang terjadi pada tahun lalu. Banyaknya wisatawan singgah di Patuk untuk melihat dan tentu saja mengabadikan gambar, fenomena ini dimanfaatkan oleh warga yang memiliki lahan untuk memungut retribusi masuk taman.

Tidak mekarnya bunga amaryllis membuat Ngadija dan teman-temannya kecewa, namun upaya penyediaan ruang foto dan selfi diganti dengan alternatif lain. Mereka sejak beberapa waktu terakhir kebetulan telah memulai mengembangkan bunga matahari. Saat ini ratusan batang tanaman tersebut sedang berbunga.

“Bunga ini dapat menjadi pengganti, saat ini belum begitu banyak, di tiga titik ada sekitar 600-an batang,” jelasnya. Lanjut dia, bunga hanya akan mekar selama dua minggu, karena seiring biji bunga matahari berisi, bunga akan merunduk.

Selain memanfaatkan momen mekarnya bunga matahari yang dapat dijadikan background foto, berikutnya biji bunga dapat dibuat menjadi kwaci atau dimanfaatkan sebagai pakan burung. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar