GUNUNGKIDUL, (KH),– Petani di Kalurahan Sidoharjo, Tepus, Gunungkidul memanen bawang merah. hasilnya cukup lumayan. Berdasar hitungan ubinan, tiap hektar menghasilkan 13 ton bawang merah.
Lurah Sidoharjo, Evi Nur Cahyani menyampaikan, panen raya kelompok tani di wilayahnya telah berlangsung setidaknya dua tahun berturut. penanaman bawang merah mendapat dukungan dari BKK Dana Keistimewaan DIY Tahun 2023.
“Tahun ini bawang merah ditanam di atas tanah seluas 1,5 hektare berlokasi di tanah kas desa,” kata Evi saat penen raya bersama Bupati Gunungkidul, Sunaryanta dan jajaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Gunungkidul belum lama ini.
Dia mengungkapkan, hasil ubinan sehingga memunculkan volume 13 ton per hektar tersebut belum maksimal. Sebab, saat bawang merah ditanam sempat terjadi hujan susulan. Hal itu dinilai mempengaruhi hasil panen.
“Beruntung dampak hujan tak signifikan. Penanganan oleh petani dengan bantuan BPP Kapanewon Tepus mampu menanggulangi risiko turunnya hasil panen,” tutur Evi.
Lebih jauh disampaikan, peran Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam hal budidaya tanaman pangan menjadi salah satu program yang digalakkan. Saat ini ada 11 padukuhan di wilayahnya yang konsen terhadap upaya penurunan stunting melalui produksi pangan sehat. Lantas, penanaman sayuran menjadi salah satu diantaranya.
Dia beharap, dukungan Dana Keistimewaan akan terus bergulir guna mendukung produksi pangan di wilayahnya. Adapun untuk tahun pertama program Dana Keistimewaan, Sidoharjo mendapatkan Rp45 juta. Lalu tahun kedua Rp265 juta.
Pihaknya berharap tahun ketiga nanti akan memperoleh Rp1 milyar. Pihaknya berencana akan memaksimalkan pemanfaatan tanah kas desa sebagai lahan penanaman bawang merah dan komoditas yang lain.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta memberikan apresiasi kepada masyarakat yang mampu mengoptimalkan lahan kas desa. Kalurahan Sidoharjo dinilai tepat memanfaatkan tanah kas desa sesuai dengan potensi yang ada.
“Jangan menyia-nyiakan bantuan pemerintah. Mari serius menjalankan setiap usaha yang mendapat dukungan pemerintah,” tukasnya. (Kandar)