PANGGANG, kabarhandayani— Pusat perekonomian suatu daerah biasanya terletak di ibu kota suatu wilayah. Seperti Gunungkidul misalnya, letak ibu kota kabupaten yang berada di Kecamatan Wonosari, menjadi tujuan utama oleh sebagian besar penduduk dari wilayah kecamatan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik primer, sekunder dan tersier, ketika tidak tersedia di wilayahnya.
Selain menjadi tujuan mobilitas penduduk, investasi dan perkembangan infrastruktur juga cenderung lebih pesat pada poros wilayah, baru kemudian melebar ke pinggiran.
Situasi yang berbeda terjadi di wilayah perbatasan, seperti Kecamatan Panggang dan Purwosari. Pada 2 kecamatan yang berada di ujung sebelah barat daya Gunungkidul ini, sebagian besar warganya tidak menuju ke Wonosari sebagai tujuan utama. Namun cenderung menuju Imogiri, Bantul, atau Yogyakarta dalam hal mencukupi kebutuhan dan kegiatan perekonomian lainnya.
Diungkapkan Gunawan, Camat Panggang, Kamis, 28/8/2014, bahwa sebagian besar warga di wilayahnya lebih memilih turun gunung menuju Imogiri daripada ke Wonosari.
“Jarak menjadi alasan utama mereka,” ujarnya. Itu meliputi keperluan banyak hal, baik itu mencari kebutuhan hidup, pedagang mencari kulakan, dan tujuan para pekerja yang didominasi oleh buruh bangunan.
Hal ini dapat ditengarai dengan ramainya arus lalu lintas sepeda motor pada Senin pagi dan Sabtu sore di ruas jalan Panggang – Imogiri. Pada hari dan jam tersebut merupakan waktu berangkat dan pulang ratusan pekerja bangunan asal Panggang.
Budi Santoso (30), pedagang kelontong asal Padukuhan Widoro Desa Giripurwo Kecamatan Purwosari menuturkan, ketika belanja barang dagangan, ia lebih memilih ke Imogiri Bantul. Selain jarak lebih dekat dibanding ke Wonosari, juga ada selisih harga lebih murah di Bantul untuk beberapa jenis dagangan tertentu.
“Ketika stok dagangan di Pertokoan Panggang tidak tersedia, ya ke Imogiri. Ke Wonosari sama aja ke Jogja,” tandasnya. (Kandar/Tty)