SAPTOSARI,(KH).-– Nelayan dan pedagang Pantai Ngrenehan mengadakan sedekah laut atau biasa disebut labuhan pada Sabtu pagi (25/10/2014. Tradisi labuhan tersebut rutin dilaksanakan setiap awal bulan Sura atau bertepatan pada tanggal 1 Muharram. Pelaksanaan ritual adat tersebut dimulai pukul 10.30 WIB dengan melarung berbagai sesaji ke laut lepas.
“Menyertai persyaratan utama berupa kepala kambing dan ayam jantan hidup, beberapa sesaji diusung menggunakan kapal nelayan, dibawa dan dilepas ke tengah laut,” ujar Mangun, selaku tokoh dan sesepuh para nelayan dan pedagang di Pantai Ngrenehan.
“Enam kapal membawa kepala kambing jenis Pancal Panggung dan ayam jantan hidup dengan sebutan wiring kuning,” imbuh Mangun, sesaat setelah pelaksanaan pelarungan.
Mangun menjelaskan, tradisi sedekah laut merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pemberian rezeki yang diberikan kepada nelayan berupa hasil ikan, dan pedagang atau masyarakat yang hidup dengan mengandalkan keberadaan laut atau pantai.
Sebelumnya, sebagai rangkaian acara telah dilaksanakan gotong royong membersihkan kawasan pantai. Tepat malam 1 Sura (Jumat malam) diadakan tirakatan, kemudian hari ini, Sabtu, 25/10/2014 diadakan sedekah laut. Untuk memeriahkan acara, digelar hiburan campur sari kemudian ditutup dengan pagelaran wayang kulit.
Adanya pentas seni campur sari untuk memberikan hiburan kepada masyarakat dan pengunjung wisata pantai. Masih dalam rangka 1 Sura, di sebelah barat Pantai Ngrenehan, yaitu di Pantai Ngobaran juga digelar pertunjukan kesenian jathilan selama sehari.
Pelaksanaan adat tradisi tersebut juga disaksikan oleh perwakilan dari Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Kebudayaan dan Periwisata, Camat dan Muspika Saptosari, Perangkat Desa Kanigoro, tokoh dan tamu undangan.
Dalam pantauan KH, para wisatawan selain menikmati indahnya pantai sebagian juga menyaksikan acara yang digelar. (Kandar/Jjw)