Warga Memilih Singkong Dijual Daripada Dibuat Gaplek

oleh -3049 Dilihat
oleh
ucapan Natal Golkar

NGLIPAR, Kabarhandayani— Musim panen singkong tengah berlangsung di sebagian besar wilayah Kabupaten Gunungkidul. Para petani ladang secara serempak memanen tanaman singkongnya sambil menyiapkan lahan untuk menyongsong musim tanam pertama (MH-1) kelak. Musim panen singkong merupakan saat yang tepat untuk memcangkul ladang kering (gogo) karena tanah yang gembur mudah untuk dicangkul.
“Lemah ki nek mongso nggaplek ngene iki mungkruk mas, dadine gampang dipaculi, ora patio ulet (tanah dimusim panen singkong/gaplek seperti ini seperti mengembang mas, jadi mudah dicangkul dan tidak liat keras)” ungkap Yoto (60), warga Desa Pilangrejo Nglipar ketika ditemui KH pada Jumat pagi (5/9/2014).
Menurut beberapa petani, terjadinya hujan abu Gunung Kelud beberapa bulan lalu yang menyelimuti Gunungkidul, juga berdampak positif terhadap pertanian. “Opo maneh udan awu dek mben kae mas, panenan kacang sik biasane mung sekwintal iso dadi karo tengah kwintal luwih, glondongan kacange luih gedi-gedi lan luwih kebak. Telo yo podo wae, luwih gede-gede amergo lemahe dadi empuk (apalagi terjadinya hujan abu beberapa waktu lalu mas, hasil panen kacangnya yang biasa hanya satu kwintal bisa meningkat jadi satu setengah kwintal, butiran kacangnya lebih berat, berat, dan penuh. Hasil singkong juga lebih besar karena tanahnya gembur,” Jelas Yoto.
Menurut Yoto, singkong akan menghasilkan umbi yang baik jika karakter tanahnya gembur tidak keras karena umbi singkong bisa tumbuh dengan mudan tidak terhimpit kerasnya tanah, selain itu singkong juga menghasilkan umbi bagus jika lahan yang ditanami merupakan lahan kering tidak tergenang air.
Bulan Syawal lalu banyak warga Gunungkidul yang mengadakan kegiatan sosial karena bertepatan dengan bulan baik menurut kepercayaan masyarakat jawa. Mulai bulan itu banyak warga yang menggunakan bulan baik tersebut untuk hajatan, rehab rumah, membenahi lingkungan yang terkena erosi setelah musim hujan, membuat sumur, dan sebagainya. Hal itu berimbas pada mundurnya jadwal pemanenan singkong untuk digaplek.
Wasiyo, ketua RT 02 Dusun Ngangkruk, Pilangrejo, Nglipar, Gunungkidul menuturkan, alternatif yang diambil oleh masyarakat dalam menjalankan kewajiban bermasyarakat, tetap bisa membagi waktu dengan kepentingan pribadi.
“Kami melaksanakan kerja bakti 3 hari dalam seminggu. Itu dilaksanakan antara pukul 08.00-11.00 sehabis itu mengurusi ternak dan waktu pun habis. Empat hari lainnya kami gunakan untuk bekerja diladang, itu juga wajib kami lakukan, jika lambat pengerjaan ladang, maka hasil panenan kami juga jelek karena pertanian sangat bergantung dengan musim,” jelas Wasiyo.
Musim panen singkong kali ini, sebagian masyarakat menjual hasil pertaniannya dalam bentuk singkong. Untuk menghemat waktu dan tenaga, petani tidak membuat gaplek dari singkong yang dipanennya.
“Harga singkong di sini hanya 700 rupiah, namun sebagian dari kami tetap menjual singkong, karena lebih hemat waktu dan tenaga. Meskipun Jika kami menjual dalam bentuk Gaplek, harganya menjadi 2 kali lipat,” imbuh Wasiyo.
Wawan, pembeli singkong dari Pedan, Jawa Tengah yang membeli singkong dari beberapa tempat di Kabupaten Gunungkidul menjelaskan, “Tahun lalu saya membeli singkong untuk kemudian langsung saya jual. Untuk saat ini saya membeli singkong segar dari warga untuk saya bikin gaplek. Saya membeli singkongnya, memberi upah pemanenannya, hingga pengulitan pun saya mengambil tenaga lokal. Hal itu saya lakukan untuk memberi pekerjaan kepada beberapa warga yang mencari tambahan pemasukan di sela kesibukan mereka yang butuh biaya,” tutur Wawan.
Kasimo, warga yang menjual singkongnya, menuturkan untung rugi dari menjual. “Menjual singkong segar itu hasilnya separuh dari menjual gaplek, tetapi tanpa mengeluarkan tenaga, waktu, dan biaya untuk memanen sendiri,” jelas Kasimo.
Bendi, buruh panen singkong yang bekerja pada Wawan merasa senang, karena mendapatkan tambahan penghasilan musiman. “Saya senang sekali mas, pekerjaan ini biarpun musiman setahun sekali namun hasilnya cukup lumayan untuk tambahan jajan anak saya,” jelas bapak dengan 1 anak tersebut. (Bill_S/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar