Tradisi Sadranan Padukuhan Belang

oleh -3599 Dilihat
oleh
ucapan Natal Golkar

PATUK, kabarhandayani.– Sadranan merupakan tradisi mengenang meninggalnya leluhur cara kenduri atau ke duren atau juga bisa disebut kirim ndowo (kirim doa) secara bersama-sama. Di Padukuhan Belang yang bertempat di rumah Ngadiyono (68), salah seorang warga Belang, Terbah, Patuk, Gunungkidul diselenggarakan acara ritual sadranan sekaligus kirim doa untuk leluhur yang sudah meninggal.

Mbah Yadi (68) sesepuh Padukuhan Belang menjelaskan, masyarakat melaksanakan kenduri pada Kamis Pahing (12/6/2014) sebagai wujud syukur dan berdoa untuk para leluhur yang sudah meninggal maupun untuk keselamatan warga masyarakat. “Kami menyelenggarakan sadranan ruwahan sekaligus mengirim doa kepada leluhur kami yang telah tiada, yakni untuk mbah buyut, orang tua yang telah tiada dan juga berdoa untuk keselamatan anak cucu beserta kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan warga masyarakat padukuhan Belang pada umumnya”, ujar Mbah Yadi.

“Dalam acara seperti ini, selain mengirim doa untuk leluhur, kami juga dapat silaturahmi dengan warga sekitar”, ujar Sigit (36) warga yg mengikuti sadranan.

Bini (34), salah satu juru masak acara ini menambahkan, dalam acara ini, disediakan berbagai macam makanan, antara lain gedang godog, wajik, kacang bawang, jenang lot, apem, rengginang dan lain-lain. Untuk makananya ada srundeng, tumpeng, telur, jangan lombok, jangan kentang, gudangan. (Agus_Jhody/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar