Tinggalkan Profesi Guru, Pilih Jadi Blantik Sapi

oleh -13133 Dilihat
oleh
Edi Nugroho. Foto : Jhodi
ucapan Natal Golkar
IMG_0010
Edi Nugroho. foto : Jodhy

SEMANU, (KH) — Menjadi Pegawai Hononer di instansi pemerintah adalah pilihan yang sangat diidam-idamkan hampir semua orang, karena suatu saat kelak berharap akan diangkat menjadi seorang PNS.

Ada yang berbeda dengan seorang pemuda desa yang satu ini. Edi Nugroho (28), seorang pemuda dari Dusun Wilayu, Desa Pacarejo memilih menjadi penjual dan Mblantik sapi di pasar dari pada menjalani profesi guru honor yang pernah Ia jalani kurang lebih 3 tahun lamanya.

Setelah menyelesaikan pendidikan D2-nya di UNY Yogyakarta pada 2008, dia mengabdi di salah satu SD di kawasan ujung timur Gunungkidul yang berbatasan dengan Wonogiri,  Jawa Tengah.

Setelah kurang lebih 3 tahun mengabdi, akhirnya pada pertengahan 2012, Edi memilih banting stir meneruskan usaha rintisan bapaknya sebagai blantik dan penjual sapi di pasar hewan.

“Hidup harus berjalan, karena menjadi guru honor tidak bisa menopang kehidupan keluarga saya. Jadi saya harus berputar otak untuk kehidupan saya,” papar Edi.

Edi mengaku, hampir setiap hari kehidupannya dihabiskan di tengah pasar hewan di kawasan Semanu, Siyono, Karangmojo. Bahkan, kalau permintaan tinggi, Edi mengambil sendiri sapi dari kawasan Blora, Jawa Tengah.

“Sapi dari kawasan Blora Jawa Tengah bagus. Selain harga cukup miring, harga jualnya juga lumayan lebih tinggi daripada sapi dari daerah lain,” imbuh Edi.

Walaupun setiap hari pasaran hewan, Edi mengaku harus berangkat jam 2 atau 3 pagi. Edi merasa puas karena dapat memenuhi kebutuhan pribadi maupun keluarganya

“Berkat usaha ini, alhamdulilah saya bisa memperbaiki rumah dan dapat mencukupi kebutuhan hidup,” pungkas Edi. (Jhody)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar