PALIYAN, (KH) — Satu-satunya kecamatan di Gunungkidul yang belum mempunyai Sekolah menengah atas SMA/SMK adalah kecamatan Paliyan. Banyak siswa yang tidak bisa melanjutkan sekolah ataupun kesulitan transportasi ketika berangkat ke sekolah yang hanya ada di Wonosari dan sekitarnya.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul melalui Kabid Pendidikan Menengah mengungkapkan, pada tahun 2011 silam pihak Kecamatan Paliyan sudah mengajukan proposal untuk pembukaan SMA sederajat. Setelah dilakukan verifikasi dari jumlah lulusan sekolah menengah pertama, sebagian besar sudah tertampung di kecamatan sekitar, yakni Saptosari dan Playen.
“Jarak tempuh antara Paliyan menuju Playen maupun Paliyan menuju Saptosari, jaraknya tidak terlalu jauh,” katanya, Kamis (27/11/2014).
Ia melanjutkan, jika memang kebutuhan akan berdirinya sebuah SMA/K sederajat sangat diperlukan, kami akan melakukan pengkajian ulang. “Disdikpora sendiri akan memantau dan melakukan pemetaan, dan dari hasil pemetaan tersebut akan di ambil kebijaksanaan. Tidak menutup kemungkinan di kecamatan Paliyan didirikan SMA/K sederajat,” tandasnya.
Sementara itu M. Fajar Nugroho selaku Kasubid tata ruang lingkungan hidup dan perumahan pemukiman mengatakan, bahwa Paliyan sudah menjadi sebuah Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK), di mana dalam struktur ruang, keberadaan PPK minimal mempunyai pelayanan dasar untuk pendidikan setingkat SMA/K sederajat.
“Di dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang sistem perkotaan, tentang struktur ruang wilayah bab III, Pasal 14 c, yakni fasilitas perkantoran yang dikembangkan di PPK meliputi fasilitas pemerintahan, perdagangan, jasa, pendidikan menengah, kesehatan, dan sosial untuk skala kawasan,” terangnya.
Ia menambahkan, di dalam peraturan zonasi PPK juga disebutkan salah satunya, adalah untuk pemanfaatan ruang didominasi perdagangan, jasa, dan pendidikan meliputi lingkup kecamatan. Untuk tata ruang Kecamatan Paliyan sendiri, sangat memungkinkan untuk didirikan SMA/K sederajat.
“Kami akan berupaya agar peraturan di dalam RTRW bisa diwujudkan, di mana setiap kecamatan minimal mempunyai 1 SMA / K sederajat,” imbuhnya.
Marwatahadi selaku Camat Paliyan, menyayangkan jika sebuah kecamatan yang sudah mempunyai 7 sekolah SMP baik negeri maupun swasta belum bisa mempunyai sebuah SMA/K sederajat. “Memang, wilayah kita berdekatan dengan kecamatan Playen dan Saptosari. Namun demikian, tak jarang terdapat siswa yang putus sekolah atau kesulitan dalam akses transportasi,” ungkapnya.
Dilihat dari berbagai forum di tingkat desa maupun kecamatan (Musrengbang desa maupun kecamatan), masyarakat selalu menginginkan adanya SMK.Hal ini kami rasa wajar, karena jumlah usia sekolah dan lulusan SMP semakin meningkat. “Demikian juga bila dilihat dari RT/RW Kecamatan Paliyan. Dalam rangka pelayanan bidang pendidikan, fasilitas pendidikan bagi masyarakat tingkat SMA harus ada. Diharapkan tidak ada lagi yang putus sekolah hanya sampai SMP,” pungkas Marwata. (Atmaja/Tty)