PURWOSARI, (KH)— Bertujuan agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu pengelolaan dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan. Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka, Penilaian keberhasilan terhadap peran dan fungsinya perlu dilakukan oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi.
Selain itu, karena telah dilakukannya pra survey yang dilakukan tim pendamping dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul terhadap Puskesmas Purwosari sehingga ditarik kesimpulan bahwa Puskesmas tersebut layak untuk didaftarkan maju penilaian akreditasi oleh Komisi Akreditasi Nasional.
Setelah melalui tahapan diatas, sebayak 3 personil dari Komisi Akreditasi Nasional melakukan survey atau pemotretan langsung di Puskesmas Purwosari, Kamis, (25/8/2016). Hal ini dilakukan untuk melihat secara langsung apakah puskesmas sudah menjalankan fungsinya secara optimal, dengan pengelolaan yang baik, meliputi kinerja pelayanan, kinerja program, maupun sumber daya yang digunakan.
Komisi Akreditasi yang dipimpin oleh Sri Waras SKM akan melakukan penilaian selama tiga hari dari tanggal 25 hingga 27 Agustus nanti. Ia mengatakan, salah satu tujuan akreditasi ialah untuk peningkatan mutu pelayanan, manajemen resiko, dan keselamatan pasien yang diterapkan dalam pemberian pelayanan kesehatan yang komperehensif.
“Hal ini juga dalam rangka pembinaan peningkatan mutu dan kinerja. Akan kita lihat salah satunya dengan wawancara lintas sektoral apakah benar pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat,” kata dia sesaat setelah kegiatan pembukaan penilaian.
Sesuai pemaparan awal oleh Kepala Puskesmas, sambung Sri Waras, memang sudah terlihat bagus, terkait beberapa pelayanan yang disampaikan belum mencapai 100 persen kriteria Standar Pelayanan Minimal (SPM) akan dilakukan penelusuran mengenai seperti apa kendalanya.
Sementara itu, Kepala UPT Puskesmas Purwosari, Sumartana SKM berharap, hasil penilaian dapat menempatkan instansi yang dipimpinnya memperoleh grade terbaik. Diakui adanya beberapa pelayanan yang belum mencapai SPM masih ada, tetapi hal tersebut karena faktor kompleks dilapangan atau tepatnya mengenai ekonomi masyarakat.
“Salah satu contohya capaian program KB paska salin, sewaktu masih ada program Jaminan persalinan (Jampersal) atau KB gratis capaiannya hampir 50 persen, setelah program tidak ada sekarang turun dibawah 30 persen,” ujar Sumartana.
Dia menambahkan, program unggulan atau inovasi di Puskesmas Purwosari telah berjalan dan memiliki capaian yang baik diantaranya pemberdayaan masyarakat berupa penanggulangan gizi buruk melalui infaq sehat, serta pendirian Gerdu pencegahan pernikahan dini, upaya penanggulangan masalah ini juga melibatkan lintas sektor.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Gunungkidul, Dewi Anggraini berpendapat, selama melakukan pendampingan Puskesmas Purwosari dinilai termasuk puskesmas unggulan, dibuktikan dengan adanya prestasi yang terakhir diraih mampu menjadi juara 1 lomba puskesmas berprestasi kategori perdesaan tingkat DIY tahun 2016.
“Puskesmas Purwosari bagus, sayang kondisi arealnya sempit,” ulas Dewi. (Kandar)