GUNUNGKIDUL, (KH),– Tiga menteri berkunjung ke Gunungkidul, Sabtu, (29/1/2022). Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI, Mahfud MD, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ BPN, Sofyan Djalil bersama Gubernur DIY, Sri Sultan HB X serta Bupati Gunungkidul, Sunaryanta melakukan pencanangan Hutan Keistimewaan Nangka.
Sebagai penanda pembuatan Hutan Keistimewaan Nangka, tiga menteri dan gubernur serta bupati melalukan penanaman pohon nangka serta melepas liarkan 6 burung elang Jawa.
Hutan Keistimewaan Nangka berada di petak 58 RPH Candi, BDH Karangmojo, KPH Yogyakarta. Kawasan yang tergolong hutan produksi tersebut memiliki luas 30 hektar.
Mahfud MD dalam kesempatan sambutan menilai, pembuatan hutan tematik wana boga dengan jenis tanaman nangka sangat strategis dalam mewujudkan pengelolaan hutan yang mampu mendukung ketahanan pangan. Diantaranya untuk menyediakan bahan baku kuliner khas Yogyakarta, yakni Gudeg.
“Pangan mempunyai peran sangat penting karena menyangkut dimensi politik, ekonomi, sosial dan budaya. Terlebih Indonesia merupakan negara besar mempunyai tantangan yang kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya,” kata Mahfud.
Hutan, paparnya, sebagai penghasil pangan menjadi bagian dalam pengelolaan hutan lestari baik hutan lindung, konservasi dan produksi sesuai peraturan perundang-undangan. Hutan alam memiliki keragaman hayati yang amat kaya, termasuk kekayaan jenis tumbuhan penghasil karbohidrat seperti umbi-umbian, sukun, sagu, nangka dan lain-lain. Di samping itu kekayaan satwa liar juga memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Misalnya, dia mencontohkan, pengembangan atau penangkaran rusa dan kulvivar unggul jenis lainnya untuk pemenuhan daging. Ditegaskan, bahwa hutan, hayati yang beragam dan ketahanan pangan merupakan unsur penting dalam ketahanan nasional.
“Untuk itu, sangat penting mengoptimalkan pengelolaan hutan yang berkelanjutan berbasis lansekap melalui pengembangan potensi yang dimiliki. Baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun kearifan lokal di dalam masyarakat dengan tujuan mendukung kesejahteraan, sekaligus untuk memelihara dan memulihkan lingkungan,” terang Menkopolhukam.
Sementara itu, Siti Nurbaya Bakar menyampaikan, tujuan pembuatan hutan nangka diantaranya sebagai lokasi sumber benih nangka yang berkualitas. Adapun buahnya dapat mendukung bahan baku Gudeg yang menjadi ikon kuliner Yogyakarya.
“Sekaligus untuk peningkatan fungsi ekologi, sosial, dan ekonomi,” ujarnya.
Pola tanam Hutan Keistimewaan Nangka tersebut dilakukan dengan metode agroforestry 400 batang per hektar. Jarak tanamnya 5 x 5 meter. Adapun jumlah bibit yang ditanam diantaranya 10.000 batang pohon nangka dan 2.000 batang pohon petai.
Realisasi pengelolaan hutan tersebut dilakukan secara swakelola oleh kelompok tani hutan Nongko Mulyo dengan jumlah anggota 30 orang.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X berterimakasih kepada KLHK atas realisasi program pembuatan hutan. Selain potensi buah, dan segenap potensi lain menyangkut lingkungan, terdapat pula potensi hasil kayu yang tak kalah prospektif.
“Industri mebelair yang punya pasar ekspor banyak menerima pesanan produk dengan bahan kayu yang warnanya kuning dan putih. Kayu kuning itu Nangka dan yang putih dari petai,”
Tak berberbeda dengan Gubernur, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta atas nama masyarakat mengucapkan terimaksih atas perhatian pemerintah pusat.
“Semoga membawa manfaat bagi masyarakat luas dalam hal peningkatan kesejahteraan,” harap Sunaryanta. (Kandar)