TEPUS, (KH)— Taman Keanekaragaman Hayati (KEHATI) di wilayah D.I. Yogyakarta, berada di Kabupaten GunungKidul tepatnya di Desa Purwodadi Kecamatan Tepus. Taman ini dinilai sangat unik, sebab berada di daerah kawasan Karst Gunung Sewu sehingga jenis tanamannya sangat khas.
Kawasan ini di proyeksikan untuk mencadangkan sumber daya alam hayati lokal. Kaur Pemerintahan Desa Purwodadi Suroyo, mengatakan, taman KEHATI di Indonesia ada di sembilan lokasi salah satunya yang berada di wilayahnya tersebut.
Atas nama Pemerintah Desa dan masyarakat pihaknya menyambut baik dengan adanya pengembangan Taman KEHATI tersebut, ia menyampaikan terimakasih setinggi-tingginya kepada semua yang membantu mendampingi kelangsungan taman.
Saat ini Taman KEHATI didampingi oleh Yayasan Kanopi Indonesia dan Yayasan KEHATI Indonesia. Pendampingan bertujuan untuk memaksimalkan fungsi taman dan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani selaku pengelolanya.
“Tujuannya mengarah pada kelestarian lingkungan serta untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, Kami bersama masyarakat berterimakasih dan mendukung agar Taman Kehati dapat berkembang dengan baik, harapannya menjadi destinasi wisata edukasi,”Harap Suroyo, Jumat, (5/8/2016).
Perkembangan hingga hingga saat ini, jelas dia, Taman Kehati tersebut telah menjadi salah satu tempat rujukan untuk belajar dan penelitian. Beberapa diantaranya yang sudah berkunjung yakni BLH Kalimantan Selatan, BLH Jawa Timur, BLH Bandung, Biodiversity Warrior-KEHATI, dan lainnya.
Taman Kehati yang berada di dua lokasi Gunung Bajo dan Sengon dengan luas area sekitar ± 6 Ha ini di kelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Sari indah. Taman saat ini telah memiliki sekitar 72 jenis tanaman yang terdiri dari koleksi buah-buahan lokal (blok Sengon) dan tanaman keras lokal (blok Gunung Bajo) yang sudah langka atau mulai jarang dijumpai.
Arif Rudiyanto sebagai Project Manager Pendampingan Taman Kehati dari Yayasan Kanopi Indonesia memaparkan, Taman KEHATI merupakan kawasan konservasi ex-situ dengan koleksi jenis tumbuhan lokal (plasma nutfah).
“Kita bersama mengembangkan sarana pendidikan dan rekreasi alam (eduekowisata), penelitian, dan praktek pengenalan jenis-jenis tumbuhan lokal, Menyediakan sumber benih dan bibit jenis-jenis tumbuhan lokal (gen bank), dan meningkatkan luasan Ruang Terbuka Hijau,” ungkap Arif.
Lebih jauh disampikan, kegiatan pendampingan ini sendiri akan dilakukan selama kurun waktu 20 bulan. Sejak bulan Mei 2016 lalu dilakukan sosialisasi Program dan Pemetaan Kawasan Desa. Kemudian, Sosisalisasi program pada SKPD terkait yakni kantor KAPEDAL GunungKidul dilaksanakan pada bulan Juli.
Ditambahkan oleh Agustinus Wijayanto, Tim Penasehat Yayasan Kanopi Indonesia, bahwa pada bulan Agustus ini kegiatan yang sedang dilakukan yaitu pemetaan dan pendataan jenis tanaman yang ada di Taman KEHATI.
“Tujuan kegiatan ini nanti akan memberI informasi mengenai potensi kawasan Taman KEHATI dan tanaman lokal yang dapat dijadikan olahan pangan lokal,” ujar Agus.
Selama dua hari, 3-4 Agustus 2016 lalu dilakukan pemetaan dan pendataan jumlah jenis tanaman di Blok Sengon. Blok Sengon ini sebagian besar di dominasi oleh tanaman buah-buahan. Untuk kegiatan selanjutnya, ungkap dia, akan dilakukan pemetaan dan pendataan jenis tanaman pada Blok Bajo yang didominasi oleh beberapa tanaman keras serta beberapa tanaman buah-buahan.
“Pada kegiatan pendampingan ini, pendamping juga tinggal bersama (live in) dengan anggota kelompok pengelola untuk lebih memudahkan dan mengoptimalkan dalam proses pendampingan. Dari proses live in akan diperoleh banyak informasi untuk mendukung kegiatan di Taman KEHATI,” urainya.
Sambung dia, salah satu informasi yaitu mengenai penggunaan sumber bahan pangan lokal yang diolah oleh masyarakat Gunungkidul. Pangan lokal seperti nasi Thiwul pada masa sekarang ini merupakan olahan yang sangat jarang dibuat oleh masyarakat.
Menurutnya, rata-rata anak muda sudah mulai meninggalkan makanan lokal yang dahulu menjadi makanan pokok ini, saat ini banyak dikembangkan oleh pengusaha oleh-oleh dan kuliner dengan paduan kreasi memasak secara modern.
“Dengan adanya kegiatan pendampingan ini, diharapkan masyarakat khususnya kelompok tani dapat kembali mengembangkan olahan pangan lokal yang berbahan dari tanaman yang ada dari Taman KEHATI maupun sekitarnya,” Harap Agus. (Kandar)