WONOSARI, (KH) — Kantor Pengelola Pasar Gunungkidul memiliki target pembangunan pasar Semin bisa diselesaikan di penghujung Tahun 2015 mendatang. Setelah sebelumnya mengalami beberapa kali perbaikan dan pembangunan pasca terbakar, pasar nomor tiga terbesar di Gunungkidul ini diperkirakan akan beroperasi normal di Tahun 2016.
Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Gunungkidul, Widagdo mengatakan, hingga saat ini pembangunan Pasar Semin terus diupayakan, guna mengejar target yang telah ditentukan. Pihaknya terus memantau perkembangan proses pembangunan. Ia menerangkan, pada 2015 pembangunan pasar telah dianggarkan Rp. 4.2 miliar dari APBD kabupaten dan DIY.
“Kalau pembangunannya sudah selesai, akan dilakukan penataan, sehingga kegiatan perekonomian kembali berjalan lancar,” jelasnya, Kamis (03/09/2015).
Sebanyak 600 pedagang, sambungnya, akan ditata sesuai dengan jenis barang dagangan agar lebih rapi. Sementara pada 2014 lalu, dana sebesar Rp1,2 miliar sudah digunakan untuk membangun lima los dan sudah ditempati 256 pedagang.
Selanjutnya, pembangunan kembali dilanjutkan 2015 dengan sasaran kantor, kios, los, toiler dan mushala. Sejumlah pedagang yang semula menempati lahan parkir, juga akan ditempatkan untuk masuk ke dalam pasar.
Ia berharap, pembangunan pasar tersebut dapat segera diselesaikan, sehingga para pedagang bisa segera melakukan aktivitas berjualan seperti biasa. Terlebih, lokasi Pasar Semin merupakan akses jalur pariwisata di Gunungkidul.
“Semoga dengan selesainya pembangunan pasar, membuat kegiatan jual beli masyarakat semakin meningkat,” ucapnya.
Sementara itu, Sub Bagian Tata Usaha Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Gunungkidul, Esti Rukmi Pratiwi menjelaskan, di 2015 ini, yang menjadi fokus program revitalisasi, selain Pasar Semin ialah Pasar Tepus, Pasar Jimbaran, Pasar Mentel, Pasar Ngrancah, Pasar Wotgaleh, Pasar Tengeran, Pasar Hewan Munggi. Meski demikian, untuk anggaran sejumlah pasar ini, hanya sekitar Rp. 50 juta hingga Rp. 90 juta.
Esti memaparkan, tujuan dilakukannya revitalisasi pasar ialah untuk memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasarana pasar tradisional, agar menjadi lebih baik daripada yang sekarang, mengingat Kabupaten Gunungkidul juga menjadi sasaran hadirnya swalayan modern.
“Agar pembeli semakin nyaman untuk berbelanja di pasar tradisional,” pungkasnya (Maria Dwianjani)