Sompil, Makanan yang Murah dan Bikin Kenyang

oleh -5205 Dilihat
oleh
Sompil. Dok. KH

PATUK, kabarhandayani.– Makanan tradisional ini dikenal dengan sebutan sompil. Produk olahan pangan yang di daerah lain dikenal dengan nama lontong sayur dibuat dengan bahan pokok dari beras. Makanan ini berbentuk segitiga dan dibungkus dengan daun pisang. Makanan ini biasanya disajikan satu paket dengan tempe dan sayur lombok.
Makanan inilah yang kini sedang digadang-gadang untuk disajikan sebagai makanan andalan dalam setiap acara yang digelar di Kecamatan Patuk. Makanan yang mengenyangkan dan berharga murah ini selalu dipromosikan sebagai makanan khas Patuk.
Menurut Supatmijah (56), warga Padukuhan Ngasemayu, Desa Salam, Kecamatan Patuk, Gunungkidul yang merupakan pembuat sompil, peminat kuliner sompil kini mengalami peningkatan. Pasalnya, warung sompilnya tak pernah sepi pembeli.
“Semenjak ada plang (media iklan) Sompil Bu Patmi dan bantuan promosi dari kecamatan, sekarang setiap harinya saya selalu membuat sompil,” tuturnya pada Minggu (24/8/2014).
Kepiawaian Supatmijah dalam membuat sompil didapat dari turun temurun. Namun, karena pekerjaannya ini sempat diprotes oleh putranya, ia sempat fakum beberapa saat lalu berjualan lagi setiap hari minggu dan konsumennya hanya masyarakat lokal Patuk.
Lanjut Supatmijah, ia mulai aktif membuat sompil setiap hari sejak Oktober 2013. Sekitar 30 buah sompil lengkap dengan lauk berupa tempe dan sayur selalu habis terjual per harinya. Pembelinya pun mayoritas adalah para pengendara yang lewat.
Harga yang murah yakni Rp 5.000,- per porsi lengkap dengan sayur dan lauknya diminati para pembeli.
Supatmijah menambahkan, cara pembuatan sompil pun cukup mudah. Selain itu, bahannya cukup beras sebanyak 3 kg, ia mampu membuat 30 buah paket sompil. “Sompil ini makanan yang murah dan maregi, jadi banyak yang suka,” imbuhnya.
Sementara itu, Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi mengungkapkan, pemerintah kabupaten akan terus memberikan dorongan dan stimulan kepada warga untuk terus berkreasi. Melalui program one village one product, yakni satu desa satu produk ini dapat memacu warga Patuk untuk belajar mandiri dan mengalami peningkatan ekonomi kerakyatannya. (Mutiya/Jjw)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar