Siswa SMPN 1 Ponjong Berhasil Manfaatkan Limbah Menjadi Aneka Produk

oleh -7286 Dilihat
oleh
Aneka produk SMPN 1 Ponjong dilihat tim penilai evaluasi sekolah Adiwiyata DIY. KH
Aneka produk SMPN 1 Ponjong dilihat tim penilai evaluasi sekolah Adiwiyata DIY. KH

PONJONG, (KH),– Dibawah bimbingan Sutarno, S. Pd, MM, dan Widayati, selaku guru ketrampilan, SMPN 1 Ponjong berhasil mendidik siswa-siswinya berkarakter jeli dapat memanfaatkan peluang dari bahan yang sudah tidak terpakai menjadi barang-barang perkakas rumah tangga dan barang-barang peralatan kantor.

Dalam rangka membuka wawasan siswa-siswinya untuk berpikir beda bahwa sukses itu tidak harus jadi pegawai, setiap awal tahun ajaran baru sekolah ini juga mengundang pelaku dunia usaha dari luar untuk berbagi pengalaman bagaimana menciptakan peluang usaha. Hal ini sejalan dengan program sebagai sekolah yang berwawasan lingkungan.

Spesialisasi ketrampilan yang diajarkan Sutarno yakni mengenai kerajinan ukir kayu. Dalam satu minggu setidaknya ia memberikan sebanyak 2 jam pelajaran tatap mukan baik teori maupun praktek. Dari kegiatan pembelajaran tersebut banyak produk yang telah dihasilkan.

“Vas bunga, tempat lilin, tempat pensil, rak buku, tempat Koran, gantungan baju, gantungan topi, dan lainnya. Bahkan pintu ukir yang terpasang di ruang kepala sekolah juga merupakan karya siswa” sebut Sutarno belum lama ini.

Produk-produk tersebut dihasilkan dengan memanfaatkan limbah kayu dari industri meubel. Untuk memperolehnya SMPN 1 Ponjong bekerjasama dengan dua pengusaha meubel di wilayah Ponjong.

Sambung Sutarno, hasil karya siswa tersebut saat ini masih diutamakan dipakai untuk kebutuhan di lingkup sekolahan. Beberapa tahun sebelumnya beberapa kali sempat mengikuti pameran, di Wonosari dan Yogyakarta.

“Beberapa produk sempat terjual, akhir-akhir ini hasil karya siswa dimanfaatkan untuk sekolah. Dalam satu tahun tiap siswa kita wajibkan menghasilkan dua karya,” lanjut Suparno.

Aneka karya tersebut belum lama ini mendapat apresiasi dari tim penilai sekolah Adiwiyata tingkat propinsi. Khalik Sandra salah satu tim evaluasi menganggap karya pelajar layak dipasarkan. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar