Mengenai makna logo dirinya menerangkan, logo menitikberatkan pada semangat optimisme terhadap kondisi wilayah dan harapan untuk masa depan.
“Warna merah sebagai simbolisasi karakter warna tanah Gunungkidul yang kita pijaki, kita tinggali, kita olah dan kita kembangkan dengan semangat juang pantang menyerah,” jelas Sudodo, Jum’at, (17/5/2019).
Sementara, warna kuning sebagai simbolisai warna madu. Dimana filosofi madu yang dihasilkan lebih dapat bermanfaat untuk banyak hal, begitupun harapan untuk Gunungkidul di masa depan.
Dari dua warna tersebut, lebih jauh disampaikan, terinspirasi dari filosofi pembangunan. Podang Ngisepsari milik Kabupaten Gunungkidul yang telah dimasyarakatkan melalui umbul-umbul Podhang Ngisepsari. Podang : Segenap lapisan masyarakat, Ngisep : Usaha untuk memiliki dengan mengambil manfaat segenap potensi yang ada dengan tidak merusak lingkungan. Sari : Madu bunga yang dimiliki merupakan potensi baik flora, fauna maupun alam
Lantas, di bawah tulisan ‘188 GK’ terdapat tulisan ‘Sempulur’ yang merupakan wujud karakter masyarakat yang humanis, kental dengan kearifan lokal, nilai kegotong-royongan, ramah, mudah berbaur, memiliki rasa toleransi yang tinggi satu sama lain dan berbudaya.
“Inilah wujud langkah nyata yang sedang berlangsung di masyarakat kita dan harapan kedepan akan tetap lestari,” tukasnya. (Kandar)