WONOSARI, (KH)— Menyikapi banyaknya kasus kehamilan di kalangan remaja dan terjadinya kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Gunungkidul, Rifka Annisa akan menggelar aksi damai.
“Ini sebagai wujud keprihatinan dan langkah antisipasi di waktu mendatang,” kata Muhammad Thonthowi, Manajer Divisi Pengorganisasian Masyarakat dan Advokasi LSM Rifka Annisa, Senin, (7/3/2016).
Ia mengatakan, aksi damai tersebut bertujuan untuk mendesak semua komponen pemerintah dan masyarakat Gunungkidul untuk tidak diam. Aksi tersebut rencananya akan diadakan, Selasa, 8 Maret 2016 pukul 12.30 – 15.00 WIB di perempatan depan gedung DPRD Gunungkidul atau selatan alun-alun Wonosari.
Ia mengungkapkan, berdasar data Pengadilan Agama Wonosari, perkara dispensasi kawin yang terjadi di Gunungkidul mayoritas karena hamil terlebih dahulu. Pada tahun 2012 sebanyak 172 perkara, 2013 sebanyak 161 perkara, dan 2014 sejumlah 146 perkara.
Sementara itu, lanjutnya, berdasarkan data di Dinas Kesehatan Gunungkidul, kasus kehamilan di kalangan remaja tahun 2014 sebanyak 372 kasus.
Terakhir, paparnya, masyarakat Gunungkidul juga dikejutkan dengan kasus kekerasan terhadap remaja putri (SMP Kelas 2) yang terjadi di daerah Panggang yang berakibat kematian.
“Kita tidak ingin anak, cucu, saudara kita mengalami hal yang sama yang disebabkan minimnya pengasuhan orang tua, minimnya fungsi pendidik, abainya sebagian masyarakat, lemahnya kinerja sebagian birokrat, dan lemahnya kontrol anggota dewan yang terhormat,” ungkap Thontowi.
Di depan gedung Dewan, peserta yang diperkirakan berjumlah 200-an akan menyampaikan aspirasi dan sikap atas banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak, agar pernyataan tersebut, terang Thontowi. Ia berharap, aspirasi tersebut didengar oleh wakil rakyat.
“Mari selamatkan anak-anak, cucu dan saudara-saudara kita,” ajaknya penuh semangat. (Kandar)