WONOSARI, (KH)— Sebanyak 3000-an jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Wonosari mengikuti ibadah dan perayaan Natal 2016 di Bangsal Sewoko Projo, Minggu, (25/12/2016). Ibadah dan Perayaan Natal kali ini bertemakan “Allah Mendamaikan”.
Perayaan yang bernuansa budaya jawa ini disertai dengan fragmen kisah Ratu Shima yang diwujudkan dalam bentuk tarian. Drama tari yang diperagakan oleh penari sanggar Tari Anggraini Siraman ini menggambarkan Ratu Shima yang mengorbankan anaknya demi kedamaian masyarakat Kalingga.
Didalam kotbah Natal Pendeta Dwi Wahyu Prasetya MAPS mengatakan, mengambil makna dari sendratari yang diperagakan jelas bahwa dunia yang begitu damai dengan warna-warni perbedaan rusak oleh sikap ego dan ke-akuan, oleh kepentingan-kepentingan personal.
“Natal adalah cara Allah untuk menyatukan karya-Nya. Karya untuk memberikan damai pada manusia,” tegasnya.
Sambungnya, kedamaian yang dirindukan semakin jauh menghindar karena sikap berani melawan Sang Khalik, berani melawan Allah, keramah-tamahan tidak lagi dipakai dalam menjalin dan hubungan. Damai bagi manusia dan dunia ini akan terwujud bukan dengan cara-cara kekerasan, perang dibalas perang.
“Damai diawali dengan sikap ramah dalam menyambut Tuhan, keramahan terhadap seluruh ciptaan, ramah terhadap alam, ramah terhadap sesama meski dalam keragaman suku, agama, ras dan golongan,” terangnya.
Untuk diketahui, sebelum kebaktian Natal digelar di Bangsal Sewoko Projo, kebaktian malam Natal dilaksanakan di GKJ Wonosari. Menjelang akhir tahun 2016 ini, Majelis GKJ Wonosari mengagendakan kebaktian tahun baru pada 1 Januari 2017 mendatang. (Kandar)