Ratusan Anak Desa Gari Antusias Mainkan Permainan Tradisional

oleh -14256 Dilihat
oleh
Dhingklik Oglak Aglik, salah satu permainan tradisional yang dimainkan anak-anak di Desa Gari dalam rangka kegiatan "Dolanan Bocah Beladega ". KH
Dhingklik Oglak Aglik, salah satu permainan tradisional yang dimainkan anak-anak di Desa Gari dalam rangka kegiatan “Dolanan Bocah Beladega “. KH

WONOSARI, (KH)— Seiring perkembangan teknologi dan pengaruh globalisasi yang kian pesat, berimbas kepada semua lapisan masyarakat, tak terkecuali anak-anak. Anak anak telah dimanjakan oleh keberadaan perangkat gadget sebagai media hiburan mereka.

Sebagian besar dari mereka, justru lebih suka bermain game di gadget mereka daripada bermain atau beraktifitas di luar ruangan bersama teman temannya. Padahal, banyak permainan tradisional yang tidak kalah asyik untuk dimainkan.

Untuk melestarikan serta mengenalkan kembali permainan tradisional, program sekolah alternatif BELADEGA Karangtaruna Mekar Pandega Desa Gari, mengadakan kegiatan ” Dolanan Bocah Beladega “. Kegiatan dilaksanakan pada Minggu, (19/3/2017) pukul 07.30 – 11.00 WIB bertempat di Balai Desa Gari.

“Peserta terlihat sangat antusias. terlihat dari jumlah peserta yang mengikuti kegiatan kurang lebih 100 anak yang terdiri dari siswa usia TK hingga SD kelas 6,” terang Herbanu Tri Sasongko salah satu panitia kegiatan.

Ragam permainan tradisional yang dimainkan antara lain; Jamuran, Gobak Sodor, Ular Naga,  Egrang, Dhingklik Oglak Aglik, Benthik, Cublak cublak Suweng, dan Sunda Manda.

Sambung Tri, peserta dibagi menjadi beberapa tim. Setiap tim diwajibkan untuk memainkan setiap permainan yang ditentukan sesuai pembagian pada masing masing pos. Pada setiap pos, terdapat dua tim berbeda untuk bertanding mencari pemenang yang akan mendapatkan poin.

“Kegiatan tersebut bertujuan untuk merevitalisasi atau menghidupkan kembali permainan tradisional anak dengan pengemasan yang lebih menarik dan tanpa mengurangi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” jelas Tri.

Lebih jauh disampaikan, beragam permainan tradisional tersebut secara langsung mengajarkan pentingnya sebuah proses, memberikan pelajaran hidup tentang toleransi, interaksi sosial, ketangkasan, kerja sama tim dan wawasan. Dibandingkan dengan permainan elektronik yang sekarang lebih banyak membentuk perilaku anak menjadi penyendiri serta cenderung anti sosial. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar