GUNUNGKIDUL, (KH),– Sebanyak 50 pemuda dari Kabupaten Gunungkidul mengikuti pelatihan menjadi barista atau penyaji kopi. Kegiatan berlangsung selama 23-25 April 2024 di pendapa pertemuan di kawasan Gunung Gambar, Ngawen, belum lama ini.
Kegiatan melalui program Sentra Kewirausahaan Pemuda (SKP) ini diinisiasi oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraha (Dispora) Gunungkidul.
“Peserta yang dilatih dari KNPI 20 orang, Karang Taruna 20 orang dan pondok pesantren 10 orang,” kata Kadispora Gunungkidul, Supriyanto dalam penutupan SKP, Kamis (25/4/2024).
Pihaknya mengatakan, pelatihan yang diberikan meliputi teori tentang kewirausahaan yang mendatangkan nara sumber dari UST. Adapun pelatihan dengan materi pengolahan dan penyajian kopi disampaikan oleh pemilik salah satu pemilik cafe di Gunungkidul.
“Harapan kami, anak muda memiliki inspirasi bagaimana mengolah kopi dan mengembangkan usaha dengan komoditas kopi yang saat ini masih menjanjikan,” kata Supriyanto.
Lebih jauh disampaikan, tujaun yang tidak kalah penting yakni dapat meningkatkan daya saing pemuda serta paham bagaimana mereka mau bergerak meningkatkan kualitas diri.
Usai mengikuti pelatihan peserta juga memperoleh alat pengolahan kopi senilai masing-masing Rp1 juta rupiah.
“Globalisasi dan arus perubahan menuntut anak muda kreatif, kami berharap pelatihan barista ini dapat menjadi bekal mereka meningkatkan perekonomian,” harapnya.
Senada dengan Supriyanto, Bupati Gunungkidul Sunaryanta berharap, peserta mampu menangkap peluang bisnis dari tren yang sedang booming ini. Sebab, penyajian kopi sudah banyak ragamnya.
“Saya pingin ada startup yang justru muncul dari Gunungkidul. Peserta pelatihan penyajian kopi ini pun bisa memulainya,” kata Sunaryanta.
Menurutnya, untuk menjadi pengusaha yang handal butuh konsistensi. Jika ditekuni, dilakukan dengan telaten, usaha jualan kopi dapat meningkatkan perekoniman dan tentu saja akan berdampak pula pada pengurangan pengangguran.
“Komoditas kopi sangat menjanjikan, apalagi diera digitalisasi kita bisa bebas membranding melalui media sosial,” tegasnya.
Orang nomor satu di Bumi Handayani ini juga mengatakan, saat ini telah dijalin kerjasama dengam UGM dalam upaya pengembangan tanaman kopi di Gunungkidul salah satunya dikembangkan di Kapanewon Nglipar dan Ngawen.
“Sudah kita mulai (penanaman kopi) tapi masih spot-spot tertentu, diantaranya di Nglipar dan Ngawen. Upaya pengembangan kebun kopi ini akan terus dikembangkan,” ujarnya.