Puluhan Desa di Gunungkidul Masih Rawan Longsor

oleh -4677 Dilihat
oleh
Situasi kawasan utara Gunungkidul. KH/digilib.
Situasi kawasan utara Gunungkidul. KH/digilib.
Situasi kawasan utara Gunungkidul. KH/digilib.

WONOSARI,(KH) — Sedikitnya ada 25 Desa di Kabupaten Gunungkidul yang tercatat sebagai wilayah rawan longsor pada musim penghujan 2015. Hal tersebut dikatakan Sutaryono, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul.

Ia menjelaskan, dari 144 desa di Kabupaten Gunungkidul, 25 desa yang tercatat rawan longsor itu berada di Kecamatan Gedangsari, Patuk, Ponjong, Ngawen, Nglipar, Semin. “Sejauh ini kami masih belum melihat adanya titik baru,” ujarnya, Kamis (19/11).

Mengingat sudah memasuki musim penghujan, BPBD mengimbau kepada masyarakat untuk betul-betul waspada dan memperhatikan tanda-tanda alam dan sekitar. Supaya kesiapsiagaan tetap terjaga.

“Masyarakat Gunungkidul memang sudah terbiasa dan memiliki kearifan lokal dalam menghadapi bencana, namun tetap dibutuhkan kewaspadaan penuh,” tambahnya.

Sejak jauh hari, BPBD, imbuhnya, juga telah membekali masyarakat dengan sejumlah sosialisasi bahkan simulasi penanggulangan kebencanaan, disesuaikan dengan potensi bencana di masing-masing wilayah.

Bahkan untuk mendukung kemampuan masyarakat dalam menghadapi kebencanaan, BPBD Kabupaten Gunungkidul bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BNPB RI), sudah membentuk sekitar 36 Desa Tangguh Bencana (Destana).

Bukan hanya BPBD, Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul juga telah membentuk empat desa menjadi Kampung Siaga. Selain itu, tujuh Desa Siaga Bencana Berbasis Masyarakat bentukan Palang Merah Indonesia Kabupaten Gunungkidul dan tujuh Desa Tangguh Bencana yang difasilitasi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat.

Sementara itu, Kepala Desa Pilangrejo, Nglipar, Sunaryo menuturkan di Desa Pilangrejo ada 12 titik rawan longsor, terdiri dari Dusun Pilangrejo, Wotgalih, Kaligede, Danyangan, Ngangkruk, Sriten.

“Sampai saat ini belum ada rekahan terlihat, tapi enam dusun tadi hampir tiap tahun menjadi lokasi bencana longsor. Ada tiga Early Warning System yang dipasang Universitas Gajah Mada sudah terpasang di Pilangrejo, Danyangan, Kaligede,” ungkapnya.

Selain itu, Camat Semin, Huntoro Purbo  menuturkan ada sekitar empat desa yang dinilai rawan longsor, dan selalu menjadi langganan longsor meskipun tidak selalu longsor besar. Keempat desa itu yakni Karangsari, Pundungsari, Candirejo, Rejosari

“Kami sedang berproses membentuk Destana di desa-desa tadi, dan sudah memulai sosialisasi dan imbauan kesiapsiagaan terhadap bencana,” pungkasnya. (Maria Dwianjani).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar