PLAYEN, (KH) — Pengrajin souvenir berbahan dasar spons dan kain dari di Padukuhan Kernen Desa Ngunut Kecamatan Playen ini menghasilkan beraneka ragam produk, seperti gantungan kunci motif, dompet, dan tempat pensil.
Kasiran, pendiri usaha souvenir tersebut mengatakan, awalnya ia bersama teman-temannya bekerja pada salah satu perusahaan souvenir di Yogyakarta. Selain menangani dalam hal produksi, lama kelamaan ia sekaligus dipercaya menangani pemasaran.
Waktu berjalan, ia mulai berfikir bahwa usia tak selamanya mampu dipaksakan untuk terus bekerja pada sebuah perusahaan. Berbekal pengalaman yang didapat selama bekerja, ia kemudian memutuskan mengundurkan diri lantas membuka usaha serupa.
“Sejak tahun 1992 saya dan istri saya mulai merintis usaha souvenir dari spons dan kain ini, Alhamdulillah setelah melalui proses jatuh bangun, usaha saya sekarang dapat berjalan lancar,” jelasnya saat ditemui KH, Rabu (18/5/2016) pagi.
Perkembangannya, Kasiran merekrut 3 orang karyawan. Periode produksi ia lakukan setiap 3 hari sekali, 500 biji berbagai souvenir dapat dibuat dalam sekali produksi. Hasil karyanya ini sudah dipasarkan di Pasar Beringharjo dan Malioboro, bahkan jika ada pesanan souvenir produk ini laku hingga ke luar jawa seperti Sulawesi, Kalimantan, dan Banda Aceh.
Akhir-akhir ini jenis permintaan kerajinan yang paling banyak diminati yakni dompet dan gantungan kunci bermotif. “Saya menjual dan memasarkan produk kerajinan secara mandiri, tidak ada kerjasama dengan pemerintah maupun lembaga lainnya,” katanya.
Ia mengatakan, harga satu biji souvenir yang ia buat dijual mulai harga Rp 1.500 untuk ukuran souvenir yang paling kecil, lalu dibanderol Rp 12.500 untuk kerajinan yang paling besar.
“Harga kerajinan kami tergantung dari ukuran, bahan baku, dan motifnya,” imbuhnya Kasiran.
Untuk bahan bakunya, terang Kasiran, diperoleh dari Klewer, Pekalongan, dan Yogyakarta. Harganya pun cukup terjangkau, bahan baku kain Rp.60.000,00 per kilonya, lalu Rp.20.000 untuk bahan baku per lembar spons.
Kasiran berharap usaha yang dirintisnya itu dapat diteruskan oleh anak dan cucunya kelak. (Edo)