WONOSARI, (KH)— Beberapa ibu rumah tangga Padukuhan Kepek 1 Desa Kepek Kecamatan Wonosari memiliki kegiatan membatik secara rutin di Rumah Belajar Batik Gendhis.
Rumah Belajar Batik yang didirikan oleh Guntur Susilo ini awalnya hanya mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk belajar membatik saja. Pada saat itu belum berniat untuk menjual hasil karyanya.
Seiring berjalannya waktu, produksi batik milik Guntur yang berada di jalan Wora-Wari No.19, Padukuhan Kepek 1, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari ini mulai mendapat perhatian dari masyarakat pecinta batik.
Guntur mengatakan, dahulu belajar membatik secara otodidak sembari menimba ilmu dari salah satu seorang pengrajin batik. Lalu, pada tahun 2011, ia bersama ibu-ibu rumah tangga Padukuhan Kepek 1 mulai mendirikan Rumah Belajar Batik.
“Awalnya saya memproduksi batik ini tidak untuk dipasarkan, akan tetapi jika ada yang mau membelinya kami persilahkan,” jelasnya di sela-sela kegiatan membatik, Jumat (26/2/2016) siang.
Guntur menambahkan, ia mendapatkan bahan produksi dari seputar Yogyakarta. Ia membeli satu hiar kain dengan harga Rp. 550.000,00, lalu dipotong menjadi 15 potong kain.
Ada berbagai macam batik yang diproduksi, meliputi: Motif Batik Manding, Motif Batik Krecek, dan Motif Batik Cangkring. Masing-masing motif mempunyai makna dan filosofi tersendiri.
Melihat peluang pasar yang ada, akhirnya ia mematok harga untuk setiap potong kain batik produknya. “Satu potong kain batik saya jual dengan harga Rp 150.000 sampai Rp.700.000, tergantung motif dan permintaan dari pembeli,” imbuhnya.
Guntur menjelaskan, kebanyakan pembeli batik miliknya berasal dari luar kota seperti Jember, Yogyakarta, dan Sragen. Rumah Belajar Batik Gendhis bersedia menerima siapa saja yang mau belajar membatik dengan tujuan supaya masyarakat mau melestarikan batik sebagai warisan dunia.
“Kami selalu terbuka bagi siapa saja yang mau belajar membatik. Tidak ada batasan usia, asal ada niat untuk belajar, kami persilahkan belajar bersama kami,” ungkapnya. (Edo)