NGAWEN,(KH)–Bagi sebagian orang, melakukan donor darah adalah hal yang mengerikan. Perlu dilakukan pendekatan yang optimal agar paradigma di masyarakat tersebut dapat dihilangkan. PMI Gunungkidul jemput bola dengan menjalin kerjasama dengan beberapa kecamatan di Gunungkidul untuk melakukan aksi sadar Donor Darah, salah satunya bekerjasama dengan kecamatan Ngawen, Kamis (20/11/2014).
“Banyak yang beranggapan bahwa donor darah itu sakit, sehingga kesadaran dari masyarakat belum sepenuhnya terbuka. Maka dari itu tim dari PMI Gunungkidul mencoba mendatangi masyarakat langsung untuk memberikan wawasan tentang donor darah ini dan kami juga memberikan pengobatan gratis,” ungkap Fitriana Yulianti selaku Staf Teknis Laborat PMI Gunungkidul.
Fitriana juga mengungkapkan bahwa PMI Gunungkidul menjalin kerjasama dengan beberapa kecamatan di Gunungkidul. Jadwal untuk berkeliling tiap kecamatan sudah dibagi dan untuk masing-masing kecamatan yang menjadi mitra PMI Gunungkidul akan dikunjungi setiap tiga bulan sekali. Kebetulan kegiatan donor darah yang dilakukan kali ini juga bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional Ke-50.
“Jumlah pendonor yang hadir sudah lumayan, hari ini kami sudah dapat mengumpulkan sekitar 15 kantong. Biasanya kami bisa dapat lebih dari 20 kantong. Tapi untuk donor darah hari ini tidak sesuai dengan koordinasi, karena biasanya donor dilakukan di Balai Desa Tancep, namun untuk hari ini dilaksanakan di Sendang Rejo di rumah salah seorang warga,” kata dr.Grace CD Tanamal Direktur dan Dokter UUD PMI Gunungkidul.
Warga masyarakat juga menyambut baik aksi donor darah ini. Bahkan ada beberapa warga yang tampak kecewa setelah ingin melakukan aksi donor namun tidak bisa karena faktor HB yang kurang memenuhi syarat. Suyanti salah satunya mengaku kecewa karena sudah dua kali berniat untuk donor namun selalu gagal.
“Saya sudah dua kali gagal ketika ingin donor, masalahnya sama, HB saya Cuma 11. Padahal untuk melakukan donor darah ini minimal HB saya harus 13,” paparnya
Selain aksi donor darah, warga masyarakat juga dapat memanfaatkan pengobatan gratis yang disediakan oleh PMI Gunungkidul.Grace CD Tanamal selaku dokter yang memeriksa seluruh pasien mengungkapkan bahwa keluhan utama yang dirasakan warga adalah persendian tulang yang linu-linu. Hal itu terjadi dikarenakan warga sekitar sedang sibuk-sibuknya menggarap area persawahannya pasca memasuki musim penghujan. (Yanti/Bara)