PALIYAN, (KH) — Sebagian besar petani di wilayah selatan Kabupaten Gunungkidul sedang mempersiapkan ladangnya guna menyambut musim penghujan. Nampak di ladang tadah hujan para petani sedang mencangkul, sabtu, 4/10/2014.
Marno Rejo, petani asal Padukuhan Namberan, Desa Karangasem, Kecamatan Paliyan bersama tetanggannya secara gotong-royong menggarap ladangnya yang berada di lereng perbukitan Hutan Suaka Marga Satwa Paliyan.
Di sela mencangkul bersama Ibu-ibu Ia menuturkan, pencangkulan dilakukan untuk persiapan ngawu-awu, yaitu suatu kebiasaan petani, khususnya petani wilayah bagian selatan Gunungkidul dengan melakukan penaburan benih padi meski belum turun hujan. Jika hujan tiba dan benih padi mulai tumbuh, tinggal menyusulkan penanaman umbi batang atau ketela.
Menurutnya, sesuai perhitungan kalender jawa, saat ini telah memasuki mangsa Ke-4, di mana hujan seharusnya sudah turun. “Saat ini dilakukan pencangkulan, kemudian pupuk kompos atau pupuk kandang disebar. Jika sudah waktunya, kami akan menebar benih padi yang disebut Ngawu-awu,” terangnya, Sabtu, 4/10/2014.
Ia menambahkan, penggarapan tanah dilakukan secara berkelompok, biasanya dalam satu RT. Setiap anggota kelompok secara bergantian akan mendapat giliran untuk melakukan penggarapan tanah dengan dibantu seluruh anggota, kemudian si pemilik tanah tidak membayar satu persatu anggota sebagai upah, melainkan mengisi kas kelompok untuk dijadikan tabungan bersama.
Hasil uang yang terkumpul akan dibuka dan dibagikan satu tahun sekali, biasanya saat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Besaran pembagian setiap anggota berdasar pada jumlah kehadiran masing-masing anggota setiap kali melakukan pekerjaan secara berkelompok.
“Kegiatan ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun. Hasil uang walau tidaklah seberapa namun sangat bermanfaat. Kebersamaan dalam menyelesaikan pekerjaan merupakan satu hal penting bagi kami,” Pungkasnya.(Kandar/Tty)