PALIYAN, (KH),–Meski hanya mengandalkan pasar lokal, pengrajin blangkon di Padukuhan Lemahbang, Desa Karangsem, Kecamatan Paliyan, tetap bertahan hingga kini. Naik turunya kurs Dollar tidak berdampak bagi para pengrajin kelengkapan baju adat tersebut.
Berbagai model blangkon seperti model Yogyakarta dan Solo, di produksi disini. Salah satu perajin blangkon Paini (32) mengatakan, ia tidak merasa repot dalam memasarkan kerajinan yang ia buat. setiap 3 hari sekali ia mengirim blangkon yang ia produksi ke pasar beringharjo maupun ke Kota Gede Yogyakarta.
“Biasa di jual di Pasar Beringharjo. Bahkan Penjual di pasar itu tidak akan menolak jika ada kiriman blangkon karena terkenal dengan kerapian produksinya,” Kata Paini Minggu, (17/03/2019) pagi.
Paini memaparkan, untuk harga satu blangkon yang ia buat paini menjual ke grosir dengan Harga bervariasi mulai Rp 25 ribu hingga ratusan ribu.
“Tergantung bahan dan tingkat kesulitan model yang dibuat, semakin sulit harga akan berbeda,” Jelas Paini.
Setiap hari mereka disibukkan dengan mengerjakan pesanan blangkon yang pada umumnya berasal dari usaha sewa pakaian adat Jawa.
Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap blangkon membuat kerajinan penutup kepala ini tak lekang dimakan zaman. Di sekitar Paini tinggal, setidaknya hanya ada 4 kepala keluarga yang bertumpu pada usaha turun-temurun ini.
Ketekunan dan semangat mempertahankan usaha yang sarat dengan tradisi dan budaya ternyata membuahkan hasil. Mereka dapat bertahan hingga sekarang. Guna menjaga kelangsungan serta upaya pengembangan, selain kendala minimnya pengrajin dari kalangan muda, produksi blangkon terkadang terbentur suntikan permodalan. (Ananda)