WONOSARI,(KH)— Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax di Kabupaten Gunungkidul terus meningkat. Menanggapi hal tersebut, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi ( Hiswana Migas ) meminta sejumlah SPBU di Gunungkidul menaikan stok Pertamax.
“Peningkatan konsumsi masyarakat pada Pertamax harus direspon oleh pengelola SPBU. Jika stok habis, sebaiknya langsung mengajukan ke Depo Pertamina,” ungkap Ketua Hiswana Migas DIY, Siswanto, Minggu (7/12/2014).
Siswanto mengakui, sebagian warga DIY memang banyak yang beralih ke Pertamax. Perbandingan harga yang tidak tidak terlalu jauh, menyebabkan warga yang awalnya menggunakan Premium memilih beralih ke Pertamax karena memiliki kualitas yang lebih bagus.
“Selisih harga tipis, jadi tidak salah jika warga memilih yang lebih bagus. Apa lagi banyak motor dan mobil yang saat ini memakai sistem injeksi,” paparnya.
Siswanto berharap, setiap pengelola SPBU selalu memperhatikan stok Pertamax untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. “Pertamax harus selalu tersedia karena memang bukan BBM bersubsidi, jadi jangan sampai kosong,” pintanya.
Sementara, salah satu warga Wonosari, Sigit Bayu Kusuma (26) mengaku beralih memakai Pertamax karena menurutnya lebih irit. Selain itu saat menggunakan Pertamax tarikan mesin motornya lebih enak dan lebih enteng.
“Saat ada kabar Pemerintah akan menaikan harga Premium, saat itu juga saya beralih ke Pertamax. Jadi dampak kenaikan bbm bersubsidi tidak begitu berpengaruh,” ungkap Mmahasiswa jurusan teknik ini. (Juju/Bara).