PLAYEN, (KH) – Limbah daun jati bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. CV. Bahari Mitra Surya telah memanfaatkan daun jati sejak Agustus 2008. Proses produksinya dilakukan di Desa Plembutan, Kecamatan Playen.
CV. Bahari Mitra Surya memilih daun jati kering karena melihat bumi Gunungkidul sebagian besar ditanami dengan pohon jati. Daun jati kering yang mudah ditemukan, mempermudah para petani di Gunungkidul untuk mengumpulkan limbah daun jati kering. Setelah daun jati terkumpul, petani menjualnya ke CV. Bahari Mitra Surya dengan harga Rp. 325. Pemanfaatan daun jati kering telah membuka lapangan kerja bagi para warga sekitar.
Daun jati kering digiling sampai halus. Setelah itu, daun jati difermentasi selama satu minggu menggunakan air dan tetes tebu. Setelah satu minggu difermentasi, limbah daun jati dijemur selama 2 jam. Setelah daun jati dijemur, daun jati dimasukkan ke ruang sortir untuk dilakukan pemilahan daun jati yang lembut. Setelah pemilahan selesai, daun jati kering dikemas, lalu dikirim ke Jepang. Satu minggu CV. Bahari Mitra Surya bisa menghasilkan 2.560 kemasan pupuk kompos.
“Pada saat musim hujan proses produksi sedikit terganggu, karena penjemuran mengandalkan panas dari matahari. Selain itu, fermentasi yang terlalu lama menimbulkan bau yang tidak sedap,” jelas Rukiman (41) pemilik CV. Bahari Mitra Surya, Kamis (29/1/2015).
Pada saat musim hujan CV. Bahari Mitra Surya melakukan pemagaran di sekitar perusahaan. Tujuannya untuk mencegah bau menyengat yang dihasilkan pada saat daun jati difermentasi.
“Semoga pemanfaatan limbah daun jati kering ini bisa lebih maju, serta bisa lebih memberi lapangan kerja bagi para warga sekitar,” pungkas Rukiman. (Edo/Tty)