Pangdam IV/Diponegoro Bantu Urus Status Pensiun Mbah Sarno

oleh -862 Dilihat
oleh
Veteran
Pangdam IV/Dipodegoro, Mayjen TNI Deddy Suryadi sedang berbincang dengan Mbah Sarno. (Ist)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Nasib Mbah Sarno soal status pensiunan kian jelas. Sebab, Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Deddy Suryadi berjanji akan membantu pengusulannya.

Pangdam IV/Diponegoro belum lama ini  mengunjungi Mbah Sarno, mantan pejuang yang tinggal di rumah sangat sederhana. Kunjungannya ke Padukuhan Susukan II, Kalurahan Genjahan, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul ini dilakukan setelah kisah hidup Mbah Sarno viral di pemberitaan dan media sosial.

Dalam kesempatan itu Pangdam mengaku berbincang dengan Mbh Sarno. Topik pembicaraannya mengenai perjalanan hidup Mbah Sarno termasuk menyinggung pengusulan jaminan pensiunan.

“Kami mengutus staf untuk mengurus pengusulan jaminan pensiun Mbah Sarno. Ternyata memang ada syarat-syarat yang harus dipenuhi,” kata Mayjen TNI Deddy Suryadi.

Pihaknya yakin akan ada jalan yang bisa ditempuh terkait jaminan pensiun bagi veteran seperti bagi Mbah Sarno.

“Sebab sebelumnya ada yang sama statusnya dengan Mbah Sarno, kemudian bisa memperoleh jaminan pensiun,” imbuhnya.

Tak hanya soal status veteran Mbah Sarno. Pihaknya berjanji akan membantu perbaikan rumah Mbah Sarno.

Mbah Sarno membenarkan bahwa ia pernah mengajukan diri agar memperoleh jaminan pensiun sebagai veteran. Akan tetapi, setelah 2 kali mengurus usahanya kandas. Dirinya sendiri tak tahu mengenai penyebab gagalnya pengajuan itu.

Sebagaimana diketahui, Mbah Sarno merupakan mantan pejuang berbagai operasi militer asal Gunungkidul yang banyak bertugas mulai tahun 1960-an. Saat itu dia masuk ke militer melalui jalur suka rela saat koondisi bangsa dalam situasi darurat.

Operasi militer yang pernah ia emban diantaranya bertugas menangani pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Sekitar 1961-1962, dirinya kembali bertugas mengikuti operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) di Irian Barat.

Lantas, sekitar tahun 1963, dirinya kembali menghadapi tugas operasi Dwi Komando Rakyat (Dwikora) di wilayah Kalimantan akibat konfrontasi Malaysia terhadap Indonesia. Berikutnya, sekitar tahun 1968, pria yang saat ini berusia 84 tahun ini  kembali diberangkatkan ke wilayah Timor- Timur. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar