PATUK, (KH),– Menjelang akhir musim kemarau, petani di beberapa wilayah Kabupaten Gunungkidul panen kedelai. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, mengklaim, naiknya harga kedelai impor membuat untung petani yang sedang panen kedelai.
“Kedelai lokal juga ikut naik. Sebelumnya hanya Rp. 4 ribu, saat ini harganya mencapai Rp. 8 ribu,” ujarnya usai mengikuti panen raya kedelai di Padukuhan Kalinampu, Desa Pengkok, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, Jum’at, (14/9/2018).
Menurutnya, harga kedelai impor yang saat ini menyentuh angka Rp. 10.000 akibat kurs mata uang Dollar naik, menjadi momentum yang tepat bagi kedelai lokal bersaing di pasaran.
Adapun hasil panen yang diperoleh kelompok tani Bakti Rukun di wilayah setempat mengalami kenaikan. Dalam satu hektar, panen kedelai mencapai 3,25 ton.
Pihaknya terus mendorong petani agar bersedia menanam kedelai. Sebab terbukti panen tahun ini mampu memberikan keuntungan. Salah satu bentuk dukungan, DPP sebelumnya telah memberikan bantuan bibit kedelai sebanyak 4 kuintal untuk penanaman di lahan seluas 10 hektar di Desa Pengkok.
“Target Luas Tambah Tanam (LTT) di Gunungkidul selama April hingga September yakni 956 hektare, akan tetapi menjelang akhir Agustus lalu capaiannya sudah melampaui target. Penanaman mencapai 1.305 hektare,” ungkapnya.
Sementara itu, kepala Padukuhan Kalinampu, Budi Wahono menyebutkan, minat petani menanam kedelai tak begitu besar lantaran terbentur harga yang rendah.
“Jika harganya menguntungkan seperti saat ini pasti banyak yang berminat. Dukungan ketersediaan sumber air dekat dengan lahan pertanian juga menjadi pertimbangan masyarakat menanam kedelai,” jelas Budi. (Kandar)